Sugesti

Sugesti dalam Psikologi
Sugesti
Sugesti merupakan bagian dari bentuk interaksi sosial yang menerima dengan mudah pengaruh orang lain tanpa diseleksi dengan pemikiran kritis.  Tanpa menggunakan kekuatan fisik atau paksaan. Keadaan mental seseorang menjadi mudah terkena sugesti orang lain, biasanya didahului oleh simpati, rasa kagum, dan menyenangi sehingga sering mengikuti kehendak atau pengaruh dari orang lain tersebut. Sugesti banyak digunakan untuk memperoleh dukungan, terutama oleh pemimpin-pemimpin kharismatik, seperti Hitler, Bung Karno, Lenin, dan sebagainya.

Namun, tidak berarti bahwa sugesti semata-mata dari pengaruh eksternal (heterosugesti) karena sugesti secara luas merupakan pengaruh psikis yang berasal dari orang lain maupun diri sendiri atau otosugesti (Belen, 1994:253). Sugesti yang berasal dari diri sendiri atau otosugesti, contohnya rasa sakit-sakitan yang dirasakan seseorang, padahal menurut diagnosis dan pemeriksaan dokter tidak ada gangguan fisik atau penyakit, sesungguhnya rasa sakit itu hanya perasaan saja yang ketakutan dan selalu dibesar-besarkan rasa sakit tersebut. Sedangkan untuk contoh heterosugesti telah diberikan di atas, seperti yang dilakukan oleh para pemimpin yang kharismatik dan bintang film terkenal yang memprovokasi untuk melakukan sesuatu tindakan.

Seseorang dapat dengan mudah menerima sugesti yang terjadi karena berbagai hal.
1. Bila yang bersangkutan mengalami hambatan dalam daya pikir kritisnya, apakah itu karena stimulus yang emosional atau karena kelelahan fisik dan mental. Stimulus emosional misalnya, dalam suatu pertunjukkan atau konser seni musik yang sangat mengagumkan, seorang penonton dapat berteriak histeris. Sedangkan untuk contoh sugesti yang disebabkan oleh kelelahan fisik dan mental, misalnya seorang dosen yang memberikan nilai yang besar dan tidak sesuai dengan kemampuan daya pikir mahasiswa yang sebenarnya karena kebetulan berkas jawaban ujiannya yang berbentuk uraian ada pada urutan 79 dari sejumlah mahasiswa 82 orang.

2. Karena seseorang mengalami disosiasi atau terpecah belah pemikirannya.

3. Karena adanya dukungan mayoritas yang dapat memengaruhi perubahan opini, prinsip, dan pendapat maka individu ataupun kelompok minoritas dapat berubah pendapat sesuai kehendak mayoritas.


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Sugesti"