Sokrates. Ajaran

Table of Contents
Ajaran Sokrates
Sokrates
Kalau dipandang sepintas lalu, rupanya Sokrates tidak berbeda besar dengan para Sofis. Besar kemungkinan bahwa banyak kawan sewaktu sama sekali tidak memperhatikan perbedaan. Kalau seandainya kita tidak mempunyai informasi lain daripada komedi-komedi Aristophanes umpamanya, tentu kita tidak ada alasan untuk berpikir bahwa Sokrates berbeda dengan sekian banyak Sofis. Sebagaimana para Sofis, Sokrates pun berbalik dari filsafat alam. Sebagaimana juga para Sofis, Sokrates pun memilih manusia sebagai objek penyelidikannya dan ia memandang manusia lebih kurang dari segi yang sama seperti mereka: sebagai makhluk yang mengenal, yang harus mengatur tingkah lakunya sendiri dan yang hidup dalam masyarakat. Sebagaimana juga para Sofis, Sokrates pun memulai filsafatnya dengan bertitik tolak dari pengalaman sehari-hari dan dari kehidupan yang konkret.

Tetapi ada satu perbedaan yang penting sekali antara Sokrates dan kaum Sofis, yaitu Sokrates tidak menyetujui realtivisme yang dianut oleh kaum Sofis. Menurut Sokrates ada kebenaran objektif, yang tidak bergantung pada saya atau pada kita. Akan tetapi, sebaiknya kita tidak memandang keyakinan Sokrates itu dari sudut kebenaran saja, karena dengan itu barangkali kita menampilkan kesan seakan-akan Sokrates mencurahkan pemikirannya dalam bidang teoretis. Padahal, ia hanya memperhatikan hidup praktis saja, yaitu tingkah laku manusia. Itulah sebabnya lebih tepat kita merumuskan keyakinan Sokrates dengan mengatakan bahwa menurut dia bukan sembarang tingkah laku boleh disebut baik. Ada kelakuan yang baik dan ada kelakuan yang kurang baik. Ada tindakan yang pantas dan ada tindakan yang jelek. Sokrates yakin bahwa berbuat jahat adalah suatu kemalangan bagi seorang manusia dan berbuat baik adalah satu-satunya kebahagiaan baginya. Dari sebab itu Sokrates berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti berikut ini. Apakah itu hidup yang baik? Apakah kebaikan itu, yang mengakibatkan kebahagiaan seorang manusia? Apakah norma yang mengizinkan kita menetapkan baik buruknya suatu perbuatan?


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini


Sumber.

Bertens, K. 1999. Sejarah Filsafat Yunani. Kanisius. Yogyakarta

Baca Juga
1. Sokrates. Biografi dan Karya
2. Sokrates. Metode
3. Sokrates. Kepribadian dan Cara Hidupnya
4. Sokrates. Etika
5. Sokrates. Perkara Pengadilan dan Kematiannya
6. Sokrates. Pemikiran tentang Politik
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment