Sahlins dan Harris. Teori Evolusi Sosiokultural Paralel-Konvergen-Divergen

Teori Evolusi Sosiokultural Paralel-Konvergen-Divergen Sahlins dan Harris
Teori Evolusi Sosiokultural
Istilah evolusi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk kehidupan yang berkembang dari satu bentuk ke bentuk lain melalui mata rantai transformasi dan modifikasi yang tidak pernah putus, diperkenalkan oleh Charles Darwin dalam buku The Origin of Species (1859), walaupun sebenarnya kata-kata itu sudah dikenal sejak zaman Yunani Kuno, dan sejumlah pemikir sejak masa itu membuat postulat yang bersifat evolusioner (Sanderson, 1995:29).

Istilah evolusi tersebut berasal dari bahasa Latin evolutis yang berarti pembukaan gulungan. Ini jelas bahwa evolusi menyangkut suatu pembentangan atau perkembangan. Proses di mana sistem sosiokultural mulai menyadari kemungkinan-kemungkinan potensial yang sejak awal melekat di dalam dirinya. Ini menyiratkan bahwa evolusi adalah gerakan ke arah tujuan akhir, bahwa berbagai masyarakat berkembang dengan cara yang sama sehingga embrio yang matang menjadi organisme yang sehat yang hidup di luar tubuh induknya. Dari situlah istilah evolusi yang semula terbatas pada aspek biologi, kemudian meluas dalam berbagai bidang, seperti (a) Evolusi Sosial Universal oleh Herbert Spencer (1820-1903) dalam karyanya Principles of Sociology (1876-1896); (b) Evolusi Keluarga oleh J.J. Bachoven dalam bukunya Das Mutterrecht atau Hukum Ibu (1861); (c) Evolusi Kebudayaan oleh E.B. Taylor (1832-1917) dalam bukunya Primitive Culture dan Lewis Morgan (1818-1881) dalam bukunya Acient Sociology (1877); (d) Evolusi Religi oleh E.B. Taylor (1832-1917) dan J.G. Frazer (1854-1941) dalam bukunya Totemism and Exogamy (1910) dan The Golden Bough (1911-1913).

Hanya persoalannya karena evolusi sosiokultural tidak sama dengan pengertian evolusi biologis, tidak ada tujuan akhir bagi evolusi sosiokultural, dan tidak ada perkembangan ke arah keadaan akhir.

Beberapa penganut evolusionisme berpendapat bahwa arah kecenderungan utama dalam evolusi sosiokultural adalah bertambahnya kompleksitas masyarakat. Menurut dua antropolog (yang sebenarnya tidak bersatu), yakni Marshall Sahlins (1960) dan Marvin Harris (1968) bahwa:
a. Evolusi sosiokultural meliputi seluruh sistem sosiokultural maupun komponen-komponen yang terpisah dari sistem tersebut. Biasanya, terjadinya perubahan berawal dari suatu komponen atau subkomponen, dan perubahan ini menimbulkan perubahan-perubahan pada komponen yang lain. Seluruh mata rantai sebab dan akibat bergerak sehingga menghasilkan transformasi pada seluruh sistem sosiokultural.

b. Evolusi sosiokultural bukanlah proses tunggal, unitary terjadi dengan cara yang sama pada seluruh masyarakat. Sebagaimana evolusi biologis, evolusi sosiokultural memiliki karakter ganda (Sahlins, 1960). Pada satu sisi, ia merupakan proses yang meliputi transformasi menyeluruh pada masyarakat manusia. Ia memperlihatkan suatu karakter umum dan pola terarah dalam semua masyarakat yang mengalaminya. Proses itu biasanya disebut evolusi umum atau general evolution (Sahlins, 1960). Namun, di sisi lain evolusi sosiokultural memperlihatkan diversifikasi adaptif yang mengikuti banyak garis yang berbeda-beda dalam banyak masyarakat. Rincian-rincian spesifik dari perubahan evolusioner umumnya berbeda dari suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Pola perubahan itu secara tipikal disebut evolusi spesifik atau specific evolution (Sahlin, 1960).

c. Pembedaan tersebut dapat dirinci sebagai evolusi paralel, evolusi konvergen, dan evolusi divergen (Harris, 1968).

d. Evolusi paralel, merupakan evolusi yang terjadi dalam dua atau lebih sosiobudaya atau masyarakat yang berkembang dengan cara yang sama dan dengan tingkat yang pada dasarnya sama. Dalam hal ini, dapat diambil contoh masyarakat pada zaman prasejarah; di zaman berburu dan meramu yang kemudian meningkat ke zaman memelihara binatang dan bercocok tanam. Kalaupun terjadi perubahan, pada umumnya mereka memiliki pola-pola kehidupan yang serupa.

e. Evolusi konvergen, terjadi ketika berbagai masyarakat yang semula berbeda perkembangannya, namun akhirnya mengikuti pola yang serupa kemajuannya. Contohnya, beberapa negara industri, seperti jepang dan Amerika mulanya memiliki sejarah peradaban yang jauh berbeda, namun akhirnya memiliki banyak persamaan kemajuan yang serupa.

f. Evolusi divergen, terjadi ketika berbagai masyarakat yang semula mengikuti banyak persamaan yang serupa, namun akhirnya mencapai tingkat perkembangan yang jauh berbeda. Dalam hal ini, Geertz (1973) memberi contoh Indonesia dengan Jepang, mulanya memiliki banyak persamaan pola sampai abad ke-17. Akan tetapi, dalam perkembangannya belakangan ini jauh berbeda, Jepang melampaui Indonesia sebagai negara maju dengan standar hidup yang tinggi, sedangkan Indonesia hampir tetap seperti dahulu dan termasuk negara berkembang.


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini

Sumber.
Supardan, Dadang. 2009. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta.


Lihat Juga
Teori Evolusi Sosiokultural Paralel konvergen divergen Sahlins Dan Harris (Youtube Channel. https://youtu.be/k6VE1BMeRaI ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah...

Baca Juga
1. Mengenang Evolusi Kreatif Charles Darwin
2. J.J. Bachoven. Teori Evolusi Keluarga
3. Taylor dan Frazer. Teori Evolusi Animisme dan Magic
4. Lewis H. Morgan. Teori Evolusi Kebudayaan
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Sahlins dan Harris. Teori Evolusi Sosiokultural Paralel-Konvergen-Divergen"