Ralf Dahrendorf. Kelompok, Konflik, dan Perubahan

Table of Contents
Ralf Dahrendorf tentang Kelompok, Konflik, dan Perubahan
 Kelompok, Konflik, dan Perubahan
Dahrendorf membedakan tiga tipe kelompok yang luas. Yang pertama adalah kelompok kuasi, atau himpunan pemangku posisi dengan kepentingan-kepentingan peran yang identik  (Dahrendorf, 1959:180). Hal itu adalah alasan-alasan untuk merekrut tipe kelompok yang kedua—kelompok kepentingan. Dari semua kelompok kepentingan yang banyak muncullah kelompok konflik, atau orang-orang yang benar-benar terlibat di dalam konflik kelompok.

Dahrendorf merasa bahwa konsep-konsep mengenai kepentingan laten dan nyata, kelompok-kelompok kuasi, kelompok-kelompok kepentingan, dan kelompok-kelompok konflik, adalah dasar untuk menjelaskan konflik sosial. Di bawah kondisi-kondisi ideal tidak dibutuhkan variabel-variabel lain. Akan tetapi, karena kondisi-kondisi tidak pernah ideal, banyak faktor yang berbeda betul-betul ikut campur di dalam proses itu. Dahrendorf menyebutkan kondisi-kondisi teknis seperti personalia yang memadai, kondisi-kondisi politis seperti seluruh iklim politis, dan kondisi-kondisi sosial seperti adanya mata rantai-mata rantai komunikasi.

Cara orang-orang direkrut menjadi kelompok kuasi adalah kondisi lain yang penting bagi Dahrendorf. Dia merasa bahwa jika perekrutan bersifat acak dan ditentukan secara kebetulan, tidak mungkin muncul suatu kelompok kepentingan, begitu pula kelompok konflik. Berbeda dengan Marx, Dahrendorf tidak merasa bahwa lumpen proletariat pada akhirnya membentuk suatu kelompok konflik, karena perekrutan anggotanya adalah secara kebetulan. Akan tetapi, bila perekrutan kelompok-kelompok kuasi ditentukan secara struktural, kelompok-kelompok itu memberikan dasar yang subur bagi kelompok kepentingan dan, dalam beberapa kasus, kelompok konflik.

Aspek terakhir teori konflik Dahrendorf adalah hubungan konflik dengan perubahan. Di sini Dahrendorf mengakui pentingnya karya Lewis Coser, yang berfokus pada fungsi konflik di dalam memelihara status quo. Akan tetapi, Dahrendorf merasa bahwa fungsi konservatif konflik hanya lah satu bagian dari realitas sosial; konflik juga menyebabkan perubahan dan perkembangan.

Ringkasnya, Dahrendorf berargumen bahwa sekali kelompok-kelompok konflik muncul, mereka terlibat di dalam tindakan-tindakan yang menyebabkan perubahan-perubahan di dalam struktur sosial. Ketika konflik membara, perubahan yang terjadi adalah radikal. Ketika konflik disertai oleh kekerasan, akan terjadi perubahan struktural yang mendadak. Apa pun hakikat konflik, sosiolog harus terbiasa dengan hubungan di antara konflik dan perubahan dan juga di antara konflik dan status quo.


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini

Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


Baca Juga
1. Ralf Dahrendorf. Biografi
2. Ralf Dahrendorf. Strukturalisme Konflik 
3. Ralf Dahrendorf. Otoritas 
4. Ralf Dahrendorf. Teori Konflik Sosial
5. Bentuk-Bentuk Konflik Sosial Menurut Para Sosiolog
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment