Penilaian Autentik
Table of Contents
Penilaian Autentik |
Sementara penilaian autentik, siswa diminta untuk menunjukkan/ mendemonstrasikan kemampuan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) hasil belajarnya dengan cara MENGKREASI respon atau produk (bukan memilih respon yang disediakan) dan dalam konteks yang lebih autentik/asli, konteks (yang mirip dengan) kehidupan nyata.
Misal, terkait dengan IPA, siswa harus dinilai dengan melakukan percobaan atau memecahkan masalah sebagaimana seorang ilmuwan berbuat dalam keseharian hidupnya. Terkait IPS, siswa dinilai melalui tugas yang menuntut siswa mengajukan pertanyaan, melakukan penelitian, dan merumuskan jawaban terhadap pertanyaan tersebut sebagaimana layaknya seorang ilmuwan sosial berbuat. Penilaian autentik dikenal juga sebagai Penilaian Kinerja, Penilaian Langsung, atau Penilaian Alternatif (karena bentuk alternatif dari penilaian tradisional).
Merujuk pada pengertian bahwa penilaian adalah proses pengumpulan, pengolahan, dan pemaknaan data (informasi) terkait dengan proses dan hasil belajar siswa, maka penilaian autentik dapat berwujud sebagai catatan anekdok, tugas kinerja, dan portopolio.
Catatan Anekdot
Catatan anekdot merupakan catatan singkat dan informal yang ditulis guru. Tulisan ini mengenai bagaimana sikap siswa dalam belajar, pertanyaan yang diajukan siswa, serta strategi dan keterampilan yang diaplikasikan maupun yang tidak. Catatan ini pun memuat sikap atau keterampilan yang diharapkan muncul di kegiatan berikutnya.
Catatan anekdot sangat baik dilakukan karena akan mencatat informasi yang bermanfaat untuk disampaikan kepada orang tua. Catatan ini bisa dimasukkan ke dalam portofolio sehingga guru bisa melihat perjalanan belajar siswa.
Catatan anekdot |
Catatan anekdot dapat dilakukan tanpa persiapan dan perencanaan. Guru bisa saja belum mengetahui akan mencatat siswa yang mana. Guru mencatat perilaku yang dominan dan menganggap apa yang diamatinya atau yang terjadi di dalam kelas yang menurutnya patut untuk didokumentasikan.
Untuk kebutuhan catatan anekdot, guru bisa menulisnya di media kertas yang dipotong kecil (1 kertas HVS bisa dibagi empat bagian besar atau sesuai kebutuhan) atau menggunakan kartu katalog yang bisa dibeli (bisa dibuat sendiri).
Tugas Kinerja
Misalnya siswa diberi tugas membuat laporan tentang liburannya. Bagaimana guru menilai hasil tulisan siswa tentang liburannya? Agar penilaian hasil kerja siswa tersebut akurat maka diperlukan apa yang disebut rubrik.
Beberapa contoh tugas kinerja yang dapat dipakai sebagai penilaian autentik, sebagai berikut:
Tugas kinerja |
Rubrik adalah suatu instrumen yang digunakan untuk menilai sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa lewat suatu produk atau kinerja. Di dalam rubrik terdapat beberapa aspek yang harus dinilai dan uraian tentang aspek tersebut yang menunjukkan tingkat pencapaian.
Rubrik memberikan manfaat saat guru akan menilai suatu produk atau kinerja yang tidak bisa dinilai melalui tes. Rubrik dapat memperlihatkan kelemahan dan kekuatan setiap siswa pada aspek tertentu. Hal ini sangat membantu guru dalam membuat program pembelajaran selanjutnya.
Rubrik ini digunakan untuk ‘mengukur’ sebaik apa produk atau kinerja yang ditampilkan oleh siswa. Rubrik dimaksudkan agar hasil penilaian objektif, jelas, konsisten, dan dapat dipertanggungjawabkan karena kriteria penetapan kualitas kinerja dirumuskan secara jelas.
Bagaimana mengembangkan rubrik?
• Melihat tujuan pembelajaran
• Menentukan produk atau kinerja yang diharapkan
• Menentukan aspek yang akan dinilai dari produk atau kinerja yang diharapkan
• Menentukan aspek yang akan dinilai dari produk atau kinerja yang diharapkan
• Menguraikan kualitas tiap aspek dalam tingkatan/gradasi (uraian harus TIDAK multitafsir)
• Merumuskan cara memberi skor
Tingkatan pencapaian dapat ditunjukkan dengan:
• Menggunakan angka (1, 2, 3, atau lebih)
• Menggunakan kata: sudah berkembang, sedang berkembang, dan membutuhkan bantuan atau kata-kata lainnya yang menunjukkan gradasi/tingkatan.
Contoh :
Atau
Produk yang dinilai dengan menggunakan rubrik misalnya
• Tulisan/laporan
• Puisi
• Gambar
Portofolio
Proses belajar siswa adalah suatu perjalanan panjang dan berbeda satu sama lain. Dalam perjalanan tersebut, guru harus mengumpulkan data yang bisa membantunya mengarahkan program belajar yang sesuai dengan siswa. Bukti-bukti dari hasil belajar siswa yang dikumpulkan tersebut disebut portofolio.
Menurut DeFina (1992), portofolio adalah kumpulan hasil pekerjaan siswa yang bermakna, dikumpulkan dalam periode waktu tertentu.
Untuk literasi, Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004:36) memberikan contoh dokumen yang terdapat di dalam portofolio sebagai berikut:
• Catatan observasi guru tentang kemampuan membaca dan menulis siswa
• Tanggapan siswa terhadap cerita/dongeng yang dibacakan guru.
• Daftar dan komentar singkat tentang buku yang telah dibaca
• Sinopsis bacaan yang dibuat
• Surat-surat yang dibuat
• Naskah pidato
• Karangan bebas (puisi, prosa)
• Laporan kunjungan
• Tulisan majalah dinding
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu periode tertentu.
Di dalam portofolio, selain karya siswa, guru dapat memasukkan rubrik dan catatan anekdot untuk menunjang informasi.
Teknik penilaian portofolio |
• Jelaskan kepada siswa maksud penggunaan portofolio, yaitu tidak semata-mata merupakan kumpulan hasil kerja yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh siswa sendiri. Dengan melihat portofolionya, siswa dapat mengetahui kemampuan, keterampilan dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
• Suatu saat, tentukan bersama siswa, karya yang mana saja yang akan dipilih. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa beda.
• Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder. Beri komentar di belakang karya siswa yang menunjukkan bagaimana ia bekerja. Beri tanggal.
• Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika dianggap perlu, undanglah orang tua peserta didik untuk diberi penjelasan tentang maksud dan tujuan portofolio, sehingga orang tua dapat membantu dan memotivasi anaknya.
Portofolio seorang siswa bersifat rahasia. Oleh sebab itu, dokumen penting ini perlu disimpan rapi dan hanya bisa digunakan oleh yang berkepentingan, yaitu guru kelas saat itu, guru kelas berikutnya, siswa yang bersangkutan, orang tua atau pihak lain yang berkepentingan.
Ket. klik warna biru untuk link
Download di Sini
Post a Comment