Pengertian, Dasar, dan Bentuk Diferensiasi Sosial

Table of Contents
Pengertian, Dasar, dan Bentuk Diferensiasi Sosial
Bentuk Diferensiasi Sosial

Terdapat beberapa pengertian diferensiasi sosial yang coba untuk dirangkum dalam materi kali ini, mudah-mudahan memberikan gambaran yang cukup mengenai istilah tersebut.
a. Menurut kamus sosiologi, diferensiasi adalah klasifikasi atau penggolongan terhadap perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejenis. Pengertian sama di sini menunjuk pada klasifikasi masyarakat secara horizontal, mendatar, atau sejajar. Asumsinya adalah tidak ada golongan dari pembagian tersebut yang lebih tinggi dari golongan yang lainnya. (Kun Maryati dan Juju Suryawati, Hal 6-7) dalam masyarakat majemuk (plural society) pengelompokan horizontal didasarkan pada:
- Kemajemukan sosial, mempunyai pengertian pengelompokan horizontal yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klan, dan agama.
- Heterogenitas sosial, mengandung pengertian pengelompokan berdasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin.

b. Pengertian lain (Idianto Muin, hal 7), diferensiasi sosial adalah proses penempatan orang-orang dalam berbagai kategori sosial yang berbeda, yang didasarkan pada perbedaan-perbedaan yang diciptakan secara sosial.

c. Menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi sosial adalah variasi pekerjaan, prestise, dan kekuasaan kelompok dalam masyarakat, yang dikaitkan dengan interaksi atau akibat umum dari proses interaksi sosial yang umum.

Kemajemukan atau diferensiasi sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan hal berikut.
1. Perbedaan ciri fisik
Timbul karena perbedaan ciri-ciri fisik tertentu. Misalnya, warna kulit, bentuk rambut, bentuk mata, bentuk hidung, dan bentuk rahang. Ciri-ciri fisik seperti itu disebut ciri-ciri fenotip kuantitatif.

2. Berdasarkan ciri sosial
Timbul karena adanya perbedaan pekerjaan yang menimbulkan perbedaan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat. Termasuk di dalam kategori ini adalah perbedaan peran, prestise, dan kekuasaan.

3. Berdasarkan ciri budaya
Berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi, sistem kekeluargaan, keuletan, dan ketangguhan. Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat dilihat dari pakaian, adat istiadat, bahasa, kesenian, arsitektur, dan agama.

Adapun bentuk-bentuk diferensiasi sosial di antaranya adalah diferensiasi ras, diferensiasi suku bangsa, diferensiasi klan, diferensiasi agama, diferensiasi profesi, dan diferensiasi jenis kelamin.


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini 

Baca Juga
1. Daerah Budaya (Culture Area)
2. Unsur-Unsur Kebudayaan
3. Tradisi
4. Ras atau Etnik
5. Masyarakat Indonesia Sebagai Masyarakat Majemuk
6. Kekerabatan (Kinship)
7. Kebudayaan dan Masyarakat
8. Gerak Kebudayaan
9. Etnosentrisme
10. Enkulturasi
11. Bentuk-Bentuk Multikulturalisme
12. Tabu
13. Stereotip

14. Etnosentrisme
15. Enkulturasi
 


Materi Sosiologi yang Berkaitan 
1. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.1 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
2. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.2 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
3. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.3 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.4 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)   
5. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 3. Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum 2013)
6. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 1. Bentuk-bentuk Struktur Sosial (KTSP)
7. Materi Ujian Nasional Kompetensi Dinamika Struktur Sosial 
8. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 6. Masyarakat Multikultural (KTSP)
9. Materi Ujian Nasional Kompetensi Masyarakat Multikultural

Penjelasan Konsep Diferensiasi Sosial dalam Sosiologi di Media Sosial:

https://youtu.be/W4_9EpCc16s?si=ZDR_Gh_NBkOc6nh_

https://www.instagram.com/p/C7aZ7lZxV2w/

https://www.tiktok.com/@sosiologisman1cibeber/video/7373116874369895697
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment