Pemikiran Filosofis Gilbert Ryle

Pemikiran Filosofis Gilbert Ryle
Gilbert Ryle
Gilbert Ryle (1900-1976) belajar filologi klasik dan filsafat di Oxford pada tahun 1945 menjadi profesor di sana. Pada tahun 1974 ia mengganti Moore sebagai pemimpin majalah Mind dan memegang jabatan ini sampai tahun 1971. Karyanya yang terkenal adalah The Concept of Mind (1949). Beberapa ceramah yang dibawakan di Cambridge diterbitkan dengan judul Dilemmas (1954). Ia juga menulis buku yang menyangkut salah satu masalah sejarah filsafat Yunani: Plato’s Progress (1966). Dan sejumlah karangan yang sudah pernah diterbitkan dalam majalah-majalah dikumpulkan dalam Collected Papers (1971), dua jilid. Sesudah meninggalnya masih terbit On Thinking (1979).

Tidak jarang dikatakan bahwa The Concept of Mind merupakan salah satu buku terpenting di bidang filsafat Inggris dalam periode sesudah Perang Dunia II. Di sini akan dibahas beberapa pikiran pokok yang terdapat dalam buku ini. The Concept of Mind bermaksud menyelidiki konsep-konsep yang menyangkut hidup psikis, seperti misalnya pencerapan (sensation), persepsi, fantasi, pengingatan, pemikiran, pengertian, kehendak, motif, dan lain sebagainya. Dalam pemakaian Bahasa sehari-hari kita semua ketahui apa yang dimaksudkan dengan kata-kata macam itu. Ryle menganalisis kata-kata ini dengan cara terperinci dan mendalam, karena berkeyakinan bahwa dengan demikian banyak salah paham yang timbul dalam filsafat dapat disingkirkan. Menurut Ryle, kekeliruan pokok yang sering terjadi dalam filsafat adalah apa yang disebutnya category-mistake, kekeliruan mengenai kategori. Orang yang mengadakan kekeliruan ini akan melukiskan fakta-fakta yang termasuk kategori satu dengan menggunakan ciri-ciri logis yang menandai kategori lain.

Suatu contoh sederhana: seorang turis asing mengunjungi Oxford. Setelah melihat semua colleges, perpustakaan, laboratorium, dan museum ia bertanya: Dan di mana Universitas Oxford?. Padahal, universitas tidak merupakan suatu benda di samping colleges dan gedung-gedung universiter lain sebagai suatu lembaga. Mustahillah untuk mengatakan: saya belum tahu apakah saya akan melamar pada Magdalen College (salah satu college dari universitas) atau pada universitas. Perkataan ini jelas sekali berdasarkan suatu category-mistake. Atau contoh lain lagi. Seorang pelajar melihat di kebun binatang singa, harimau, gajah, badak, dan sebagainya; sesudah itu ia mengatakan: Sekarang saya ingin melihat binatang-binatang menyusui. Perkataan in jelas merupakan suatu category-mistake, sebab binatang-binatang menyusui tidak merupakan sesuatu hal di samping binatang-binatang yang baru saja dilihatnya.

Ryle memperlihatkan bagaimana pandangan Descartes tentang manusia bertumpu pada suatu category-mistake atau lebih tepat lagi pada suatu seri category-mistake. Sebagaimana diketahui, dalam pandangan tentang manusia Descartes menganut suatu dualism, artinya ia berpendapat bahwa manusia terdiri dari dua substansi, materi dan roh, yang merupakan dua hal yang sama sekali berlainan. Pendapat modern tentang manusia sebagian besar bergantung pada filsafat Descartes. Dengan cara menyindir Ryle menyebut pandangan ini the myth of the gost in the machine, mitos tentang hantu di dalam mesin. Buku Ryle merupakan suatu serangan tajam atas teori Descartes ini. Category-mistake di sini ialah bahwa manusia mempunyai mind dengan cara yang sama seperti ia juga mempunyai tubuh. Ruh atau psike atau jiwa dianggap sebagai suatu hal yang dapat dibandingkan dengan tubuh tetapi berbeda dengannya, karena tidak bersifat spasial, tidak terbuka untuk orang lain, dan hanya dikenal melalui introspeksi. Para filsuf mengakui bahwa inteligensi misalnya tidak merupakan suatu hal yang dikuasai oleh hukum-hukum lain. Tetapi mereka keliru dalam mengandaikan bahwa kata inteligensi menunjuk kepada suatu entitas (an entity). Fungsi kata inteligensi hanyalah melukiskan tingkah laku seorang manusia. Kata Ryle: When we characterize people by mental predicates, we are not making untestable inferences to any ghostly processes occurring in streams of consciousness which we are debarred from visiting; we are describing the ways in wich those people conduct parts of their predominanty public behavior.

Dengan maksud memperlihatkan secara konkret bagaimana para filsuf mencampuradukkan kategori-kategori yang berlainan, Ryle membedakan berbagai jenis kata. Misalnya, menurut dia perlu dibedakan kata-kata yang menunjuk kepada suatu disposisi (mengerti Bahasa Prancis umpamanya) dengan kata-kata yang menunjuk kepada suatu peristiwa (mendengarkan siaran radio berbahasa Prancis). Suatu ucapan seperti ia tidak merokok dapat dipakai dalam dua arti tadi: untuk menunjukkan disposisi (ia sudah biasa tidak merokok) atau untuk menunjukkan suatu kejadian konkret (ia sekarang tidak merokok). Dalam contoh terakhir ini konteks menyeluruh tentu akan mengizinkan untuk memastikan arti nama yang dimaksudkan. Tetapi dalam uraian filosofis lebih mudah terjadi bahwa sang filsuf beralih dari arti jenis satu ke arti jenis kedua, tanpa memperhatikannya.

Contoh lain adalah perbedaan antara task verbs dan achievement verbs: Kata kerja yang mengacu ke suatu tugas dan kata kerja yang mengacu ke suatu hasil. Dua jenis kata kerja ini sering kali dapat digabungkan sebagai pasangan. Kalau begitu, aktivitas yang sama diucapkan dengan cara berlainan oleh dua jenis kata kerja itu. Jadi, tidak perlu kita mengandaikan dua aktivitas. Satu-satunya perbedaan ialah bahwa aktivitas yang tadinya suatu percobaan saja, pada saat tertentu mencapai keberhasilannya. Beberapa contoh: mencari—mendapatkan, mendengarkan—mendengar, menengok—melihat. Atau sebuah contoh lain: kalau kita mengatakan umpamanya bahwa seorang atlet lari seratus meter dan menang, kita memakai dua jenis kata itu, karena lari adalah suatu task verb sedangkan menang adalah achievement verb. Perlu diperhatikan bahwa achievement verb tidak menunjukkan suatu aktivitas di samping lari, tetapi suatu hasil yang diperoleh dengan lari. Atlet tidak melakukan dua hal, pertama lari dan kedua menang; ia hanya melakukan satu hal saja, yaitu lari sekuat tenaga! Demikian juga mendengar tidak mengandaikan suatu aktivitas lain daripada mendengarkan saja. Hal ini perlu diketahui untuk mengerti banyak kata yang menyangkut hidup psikis. Kita mengingat, misalnya, tidak menunjukkan kepada dua aktivitas: lebih dahulu percobaan untuk mengembalikan dalam pikiran apa yang dilupakan, kemudian aktivitas lain dengan mana hal yang lupakan itu telah teringat. Jika kita menggunakan kata mengingat, kita maksudkan satu aktivitas saja, yaitu suatu percobaan yang akhirnya berhasil juga.

Dengan perbedaan-perbedaan dan analisis-analisis serupa itu Ryle mengkritik dualime seperti terdapat pada Descartes dan serentak juga mencoba menghindari suatu monism materialistis tentang manusia. Kata-kata psikis tidak menunjuk kepada suatu taraf hidup yang tersembunyi bagi pihak lain, tetapi kepada suatu tingkah laku yang dapat diamati bagi pihak lain, tetapi kepada suatu tingkah laku yang dapat diamati oleh setiap orang. Tetapi itu tidak berarti bahwa buku Ryle sendiri luput dari segala kesulitan. Mungkin kesulitan terbesar adalah bahwa ternyata Ryle jatuh dalam behaviorisme, biarpun ia sendiri berusaha untuk menghindarkannya.


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini


Sumber.
Bertens, Kees. Filsafat Barat Kontemporer: Inggris-Jerman. Jakarta. Gramedia
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pemikiran Filosofis Gilbert Ryle"