Nobert Elias. Sejarah Tingkah Laku

Table of Contents
Nobert Elias tentang Sejarah Tingkah Laku
Nobert Elias
Jika Weber dapat dianggap memberi perhatian kepada rasionalisasi Barat, perhatian utama Elias adalah pada peradaban Belahan Bumi Barat. Elias tidak berargumen bahwa ada sesuatu yang baik, atau yang lebih baik yang sudah melekat pada peradaban seperti yang terjadi di Barat, atau di tempat lain mana pun. Dia juga tidak berargumen bahwa peradaban pada dasarnya buruk, meskipun ia benar-benar mengetahui berbagai kesulitan yang telah muncul dalam peradaban barat. Secara lebih umum, Elias tidak berargumen bahwa lebih beradab adalah lebih baik, atau sebaliknya, kurang beradab adalah lebih buruk. Dalam mengatakan bahwa orang-orang menjadi lebih beradab, kita tidak mesti mengatakan bahwa mereka menjadi lebih baik (atau lebih buruk), kita hanya boleh menyatakan suatu fakta sosiologis. Dengan demikian, Elias berminat pada studi sosiologis atas apa yang kita sebut sosiogenesis peradaban di Barat.

Secara spesifik, Elias berminat pada perubahan-perubahan bertahap yang terjadi di dalam perilaku dan watak psikologis orang-orang di Barat. Analisa atas perubahan-perubahan tersebut yang diminatinya didalam The History of Manners, volume pertama The Civilizing Process (1939/1978). Di dalam volume kedua The Civilizing Process, yaitu Power and Civility (1939/1982), Elias mengalihkan perhatian kepada perubahan-perubahan masyarakat yang menyertai, dan yang berhubungan erat dengan, perubahan-perubahan perilaku dan psikologis. Secara keseluruhan, Elias memerhatikan hubungan-hubungan di antara perubahan-perubahan di dalam struktur masyarakat dan perubahan-perubahan di dalam struktur perilaku dan pembawaan fisik (1939/1994:xv).

Di dalam studinya mengenai sejarah tingkah laku, Elias tertarik kepada transformasi historis bertahap berbagai perilaku yang sangat biasa di dalam arah yang kini akan kita sebut perilaku beradab. Meskipun Elias mulai dengan Abad Pertengahan, Elias menjelaskan bahwa tidak ada, dan tidak bisa ada, suatu hal sebagai suatu titik tolak (atau titik akhir) untuk perkembangan peradaban, Tidak ada yang lebih sia-sia, ketika membahas proses sosial jangka-panjang, daripada berusaha melokalisasikan suatu permulaan absolut (Elias, 1969/1983:232). Yakni, proses-proses pemberadaban dapat dilacak kembali ke masa-masa kuno, terus hingga hari ini, dan akan terus berlanjut ke masa depan. Peradaban adalah suatu proses perkembangan yang terus berlangsung yang diambil oleh Elias, untuk mudahnya, pada abad pertengahan. Dia tertarik melacak hal-hal seperti perubahan-perubahan di dalam hal-hal yang memalukan, atau kepekaan kita yang semakin meningkat, bagaimana kita menjadi semakin patuh pada orang lain, dan pengertian kita yang dipertajam atas orang lain. Akan tetapi, cara paling baik untuk mendapat suatu pengertian atas apa yang sedang dilakukan Elias bukan melalui abstraksi-abstraksi, tetapi melalui suatu diskusi mengenai beberapa contoh konkrit yang dibuatnya.

Perilaku di Meja

Pendirian Elias yang paling dasar adalah bahwa ambang hal yang memalukan berangsur-angsur bergerak maju. Apa yang dilakukan orang di meja dengan sedikit atau tidak ada rasa malu pada abad ketiga belas akan menyebabkan aib pada abad kesembilan belas. Apa yang dianggap tidak disukai seiring dengan berjalannya waktu mungkin dipindahkan ke belakang layar kehidupan sosial (Elias, 1939/1994:99).

Contohnya, suatu puisi abad ketiga belas mengingatkan, Beberapa orang menggerogoti sepotong tulang kemudian meletakkannya kembali di piring, hal tersebut adalah pelanggaran serius (Elias, 1939/1994:68). Volume abad ketiga belas lainnya mengingatkan, Tidak sopan menusukkan jari-jari ke telinga atau ke mata Anda, seperti yang dilakukan seseorang, atau membersihkan hidung Anda sambil makan (Elias, 1939/1994:71). Jelaslah, implikasi peringatan-peringatan tersebut ialah bahwa banyak orang pada waktu itu melakukan perilaku demikian dan bahwa secara umum perilaku tersebut tidak menyebabkan mereka, atau orang-orang di sekitar mereka, merasa malu. Dirasakan perlunya teguran karena orang tidak mengetahui bahwa perilaku demikian tidak beradab. Seiring dengan berjalannya waktu semakin kurang kebutuhan untuk mengingatkan orang tentang hal-hal seperti membersihkan hidung sambil makan.

Demikian sebuah dokumen akhir abad keenam belas mengatakan, tidak ada yang lebih pantas selain menjilati jari-jari, menyentuh daging, dan memasukkannya ke mulut Anda dengan tangan Anda, mengaduk saus dengan jari-jari Anda, atau mencedukkan roti ke dalamnya dengan garpu Anda kemudian menghisapnya (Elias, 1939/1994:79). Tentu saja, ada perbuatan, membersihkan hidung, misalnya, lebih tidak pantas daripada menjilati jari-jari, tetapi sekarang ini peradaban telah bergerak maju hingga ke titik pengakuan secara luas bahwa perilaku demikian tidak beradab. Dengan membersihkan hidung secara aman di belakang layar, masyarakat menemukan bahwa perilaku-perilaku yang tidak begitu jelek lainnya yang didefinisikan sebagai perilaku tidak beradab.


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini

Sumber
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


Baca Juga
1. Nobert Elias. Biografi
2. Nobert Elias. Sosiologi Figurasional
3. Nobert Elias. Fungsi-Fungsi Alamiah 
4. Nobert Elias. Kekuasaan dan Keberadaban
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment