Melissos
Riwayat hidup
Melissos lahir di pulau Samos. Ia bertindak sebagai panglima yang mengalahkan armada Athena pada tahun 441. Sebetulnya itulah satu-satunya peristiwa dalam hidupnya yang kita ketahui. Tersimpan beberapa Fragmen dari buku yang dikarang dalam prosa.
Ajaran
Melissos membela ajaran Parmenides dengan mempergunakan argumen-argumen yang pada pokoknya mengikuti jalan pikiran Parmenides. Dengan tekanan lebih besar daripada Parmenides ia mengemukakan bahwa yang ada itu satu, sehingga bila ia mau menunjukkan yang ada sering kali menyebutkan yang satu.
Tetapi dalam satu hal ia menyimpang dari Parmenides. Ia mengatakan bahwa yang ada itu tidak berhingga baik menurut waktu maupun menurut ruang. Kita sudah melihat bahwa menurut Parmenides yang ada itu bersifat kekal. Itu sama saja dengan mengatakan bahwa yang ada harus dianggap tak berhingga menurut waktu. Tetapi Parmenides berpendapat juga bahwa yang ada itu berhingga menurut ruang. Karena, kita sudah melihat bahwa ia membayangkan yang ada sebagai suatu bola yang secara sempurna bulat dan itu tentu berarti bahwa ia menganggap yang ada sebagai berhingga menurut ruang. Akan tetapi, justru itulah yang ditolak Melissos. Yang menarik ialah argumen yang dipakainya untuk mendukung pendiriannya, sebab rupanya dengan itu ia lebih konsekuen dari Parmenides sendiri. Argumentasinya sebagai berikut. Seandainya yang ada itu berhingga, maka harus dikatakan bahwa di luar yang ada terdapat yang tidak ada. Itu berarti bahwa yang tidak ada ada! Dengan kata lain, kita tidak dapat membayangkan yang ada sebagai berhingga tanpa meletakkannya dalam ruang kosong. Karena alasan-alasan itu harus disimpulkan bahwa yang ada itu tak berhingga, juga menurut ruang.
Ket. klik warna biru untuk link
Download di Sini
Sumber.
Bertens, K. 1999. Sejarah Filsafat Yunani. Kanisius. Yogyakarta
Melissos lahir di pulau Samos. Ia bertindak sebagai panglima yang mengalahkan armada Athena pada tahun 441. Sebetulnya itulah satu-satunya peristiwa dalam hidupnya yang kita ketahui. Tersimpan beberapa Fragmen dari buku yang dikarang dalam prosa.
 |
| Melissos |
Melissos membela ajaran Parmenides dengan mempergunakan argumen-argumen yang pada pokoknya mengikuti jalan pikiran Parmenides. Dengan tekanan lebih besar daripada Parmenides ia mengemukakan bahwa yang ada itu satu, sehingga bila ia mau menunjukkan yang ada sering kali menyebutkan yang satu.
Tetapi dalam satu hal ia menyimpang dari Parmenides. Ia mengatakan bahwa yang ada itu tidak berhingga baik menurut waktu maupun menurut ruang. Kita sudah melihat bahwa menurut Parmenides yang ada itu bersifat kekal. Itu sama saja dengan mengatakan bahwa yang ada harus dianggap tak berhingga menurut waktu. Tetapi Parmenides berpendapat juga bahwa yang ada itu berhingga menurut ruang. Karena, kita sudah melihat bahwa ia membayangkan yang ada sebagai suatu bola yang secara sempurna bulat dan itu tentu berarti bahwa ia menganggap yang ada sebagai berhingga menurut ruang. Akan tetapi, justru itulah yang ditolak Melissos. Yang menarik ialah argumen yang dipakainya untuk mendukung pendiriannya, sebab rupanya dengan itu ia lebih konsekuen dari Parmenides sendiri. Argumentasinya sebagai berikut. Seandainya yang ada itu berhingga, maka harus dikatakan bahwa di luar yang ada terdapat yang tidak ada. Itu berarti bahwa yang tidak ada ada! Dengan kata lain, kita tidak dapat membayangkan yang ada sebagai berhingga tanpa meletakkannya dalam ruang kosong. Karena alasan-alasan itu harus disimpulkan bahwa yang ada itu tak berhingga, juga menurut ruang.
Ket. klik warna biru untuk link
Download di Sini
Sumber.
Bertens, K. 1999. Sejarah Filsafat Yunani. Kanisius. Yogyakarta
Post a Comment for "Melissos"