Max Weber. Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme

Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme Max Weber
Max Weber
Jalan-jalan Menuju Keselamatan
Di dalam menganalisis hubungan di antara agama-agama di dunia dan ekonomi, Weber mengembangkan suatu tipologi jalan keselamatan. Asketisme adalah tipe religiositas pertama yang luas. Ia menggabungkan orientasi ke arah tindakan dengan komitmen orang-orang beriman untuk menolak kesenangan-kesenangan dunia. Agama-agama asketik dibagi menjadi dua subtipe. Asketisme dunia lain meliputi sekumpulan norma dan nilai yang memerintahkan para pengikut agar tidak bekerja dengan dunia sekuler dan berjuang melawan godaan-godaannya (Kalberg, 2001). Yang lebih menarik bagi Weber, karena ia mencakup Calvinisme, adalah asketisme dunia batin. Agama tersebut tidak menolak dunia; sebagai gantinya, agama itu mendesak secara aktif para anggotanya untuk bekerja di dalam dunia agar mereka dapat menemukan keselamatan, atau setidaknya tanda-tandanya.

Sementara kedua tipe asketisme mencakup suatu tipe tindakan dan mistisisme penyangkalan diri yang melibatkan kontemplasi, emosi, dan tidak bertindak. Weber membagi lagi mistisisme di dalam cara yang sama seperti asketisme. Mistisisme menolak dunia mencakup pelarian total dari dunia. Mistisisme dunia batin menghasilkan usaha-usaha kontemplatif untuk memahami makna dunia, tetapi usaha itu ditakdirkan gagal, karena dunia dipandang sebagai di luar pemahaman individu. Bagaimanapun juga, kedua tipe mistisisme dan asketisme yang menolak dunia dapat dilihat sebagai sistem-sistem ide yang merintangi perkembangan kapitalisme dan rasionalitas. Sebaliknya asketisme dunia batin adalah sistem norma-norma dan nilai-nilai yang memberikan sumbangan bagi perkembangan fenomena kapitalisme di Barat.

The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism
Di dalam karya Max Weber yang paling terkenal, The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (1904-1905-1958), dia melacak dampak Protestantisme asketik—terutama Calvinisme—mengenai munculnya semangat kapitalisme (Breiner, 2005; H. Jones, 1997). Dalam karyanya tersebut, Weber menjelaskan bahwa perhatiannya yang paling umum ialah pada munculnya rasionalitas yang khas di Barat. Kapitalisme, dengan organisasi rasional buruhnya yang bebas, pasarnya yang terbuka, dan sistem tata bukunya yang rasional, hanyalah satu komponen yang mengembangkan sistem itu. Dalam bukunya tersebut, Weber tidak menghubungkan secara langsung sistem ide etika Protestan dengan struktur-struktur sistem kapitalisme, melainkan menghubungkan etika Protestan dengan sistem-sistem ide lainnya, semangat kapitalisme. Dengannya, The Protestan Ethic bukan tentang munculnya kapitalisme modern, tetapi tentang asal-usul suatu semangat istimewa yang pada akhirnya membuat kapitalisme rasionalisme modern (suatu bentuk kapitalisme yang telah ada sejak zaman kuno) meluas dan mendominasi ekonomi.

Dalam pandangan Weber, semangat kapitalisme tidak diterangkan hanya oleh ketamakan ekonomi; dalam banyak hal justru sebaliknya. Malah yang mendorong keberhasilan ekonomi antara lain adalah sistem moral dan etis, suatu etos. Sesungguhnya, pengubahan pengejaran keuntungan menjadi suatu etos, itulah yang sangat penting di Barat. Di masyarakat-masyarakat lain, pengejaran keuntungan dilihat sebagai tindakan individual yang dimotivasi oleh ketamakan, setidaknya sebagian. Oleh karena itu, hal itu dipandang oleh banyak orang sebagai hal yang mencurigakan secara moral. Akan tetapi, Protestanisme berhasil mengubah pengejaran keuntungan menjadi suatu perjuangan moral yang berjibaku. Protestanisme adalah tulang punggung sistem moral yang menghasilkan ekspansi pencarian keuntungan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan, pada akhirnya, menghasilkan sistem kapitalis.

Weber tertarik bukan hanya melukiskan sistem etis tersebut tetapi juga menjelaskan sumber-sumbernya. Dia menganggap bahwa Protestantisme, khususnya Calvinisme, sangat penting bagi munculnya kapitalisme. Meskipun dalam perkembangan selanjutnya Calvinisme tidak lagi diperlukan dalam meneruskan sistem ekonomi tersebut. Hal tersebut dikarenakan, sekularitasnya, dalam banyak arti, kapitalisme modern bertentangan dengan calvinisme itu sendiri dan agama pada umumnya. Kapitalisme saat ini telah menjadi entitas nyata yang menggabungkan norma-norma, nilai-nilai, pasar, uang, dan hukum. Dalam istilah Weber sendiri, kapitalisme telah tumbuh menjadi fakta sosial yang eksternal kepada individu dan memaksa individu.

Calvinisme dan Semangat Kapitalisme
Salah satu ciri Calvinisme adalah ide bahwa hanya sekelompok kecil manusia yang terpilih untuk mendapat keselamatan. Selain itu, Calvinisme menganut ide takdir; manusia ditakdirkan untuk selamat atau masuk neraka. Tidak ada yang dapat dilakukan individu atau agama secara keseluruhan untuk memengaruhi takdir tersebut. Namun, ide takdir membuat orang merasa tidak pasti tentang apakah mereka termasuk di antara orang yang selamat atau tidak. Untuk mengurangi perasaan tidak pasti itu, para Calvinis mengembangkan ide bahwa tanda-tanda dapat digunakan sebagai indikator apakah seseorang telah selamat. Orang didesak untuk bekerja keras, karena jika mereka rajin, mereka akan menyingkapkan tanda-tanda keselamatan, yang ditemukan dalam keberhasilan ekonomi. Ringkasnya kaum Calvinis didesak untuk terlibat secara bersemangat di dalam kegiatan duniawi dan menjadi seorang manusia yang menekuni profesi.

Demikian, kalau Calvinisme adalah salah satu faktor di dalam kemunculan kapitalisme di Barat, tidak halnya dengan agama-agama yang ada di masyarakat-masyarakat lain. Weber mengungkapkan dan memberikan banyak contoh kendala-kendala spiritual dan material bagi munculnya kapitalisme di belahan dunia lain.


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini

Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


Lihat Juga
Max Weber, Etika Protestan Dan Semangat Kapitalisme (Youtube Channel. https://youtu.be/5SWmnMlP478 ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah...

Baca Juga
1. Max Weber. Biografi
2. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
3. Teori-Teori Sosiologi Sesudah Comte: Mazhab Ekonomi
4. Max Weber. Metodologi: Sejarah dan Sosiologi 
5. Max Weber. Sosiologi Substantif
6. Max Weber. Verstehen dan Kausalitas
7. Max Weber. Tindakan Sosial
8. Max Weber. Rasionalisasi
9. Paradigma Sosiologi. Definisi Sosial
10. Max Weber. Struktur-Struktur Otoritas
11. Weber dan Teori Tindakan
12. Max Weber. Tipe-Tipe Ideal
13. Pokok Bahasan Sosiologi
14. Weber dan Teori Tindakan
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Max Weber. Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme"