Leukippos dan Demokritos. Ajaran Atomisme

Table of Contents
Filsuf-filsuf atomis juga berusaha memecahkan masalah yang diajukan mazhab Elea. Seperti Empedokles dan Anaxagoras mereka pun berpendapat bahwa realitas seluruhnya bukanlah satu, melainkan terdiri banyak unsur. Dalam hal ini mereka sepaham dengan ajaran pluralisme. Tetapi bertentangan dengan Empedokles dan Anaxagoras mereka berpikir bahwa unsur-unsur itu tidak dapat dibagi-bagi lagi. Karenanya unsur-unsur itu diberi nama atom (atomos: dari a-=tidak dan tomos=terbagi). Atom-atom itu merupakan bagian-bagian materi yang begitu kecil, sehingga mata kita tidak mampu mengamatinya. Dengan tiga cara atom-atom itu berbeda satu sama lain: dengan bentuknya (seperti huruf A berbeda dengan huruf N), dengan urutannya (seperti AN berbeda dengan NA) dan menurut posisinya (seperti N berbeda dengan Z). Tetapi atom-atom itu sama sekali tidak mempunyai kualitas. Itulah perbedaan lain lagi dengan anasir-anasir Empedokles dan benih-benih Anaxagoras.
Ajaran Atomisme Leukippos dan Demokritos
Leukippos dan Demokritos
Menurut Leukippos dan Demokritos jumlah atom tidak berhingga. Tentang setiap atom dapat dikatakan apa yang telah dikatakan Parmenides tentang yang ada: tidak dijadikan, tidak dapat dimusnahkan, tidak berubah. Tetapi mereka tidak setuju dengan filsuf Elea itu, sejauh ia berpendapat bahwa tidak ada ruang kosong.

Sebab, seandainya tidak ada ruang kosong, bagaimana mungkin atom-atom bisa bergerak?. Suatu atom hanya dapat menduduki suatu tempat tertentu, bila sebelumnya tempat itu kosong. Aristoteles menyingkat pendirian Leukippos dengan mengatakan bahwa menurut dia yang tidak ada ada seperti juga yang ada. Rumus yang tidak enak kedengarannya bagi telinga filosofis itu dapat dimengerti dalam konteks uraian Aristoteles. Dengan yang tidak ada dimaksudkan ruang kosong. Ia menyebutnya yang tidak ada, karena cara beradanya tidak dapat disamakan dengan sesuatu yang materil, seperti udara misalnya. Jadi, maksudnya ialah bahwa ruang kosong harus dianggap real; sama real seperti benda-benda materil. Ruang merupakan sesuatu yang real sebagai syarat untuk geraknya atom-atom. Kita dapat menyimpulkan bahwa realitas seluruhnya terdiri dari dua hal: di satu pihak atom-atom yang dinamai yang penuh dan di lain pihak ruang di mana atom-atom bergerak, yang dinamai yang kosong.

Para atomis menyangka bahwa atom-atom selalu bergerak. Apakah sifatnya gerak itu? Epikuros yang melanjutkan teori atomisme di kemudian hari (sekitar awal abad ke-3 SM), akan mengatakan bahwa atom-atom itu menuju ke bawah dengan gerak garis lurus. Dengan lain perkataan, atom-atom itu selalu mempunyai kecenderungan untuk jatuh. Ia bisa berpendapat demikian, karena ia menganggap setiap atom mempunyai berat tertentu. Pendapat tentang gerak atom ini tentu belum terdapat pada pada Leukippos dan Demokritos, karena bagi mereka atom-atom tidak mempunyai berat. Mereka menganggap gerak sebagai gerak yang spontan. Demokritos membandingkan gerak atom dengan apa yang terlihat, bilamana sinar matahari memasuki kamar yang gelap gulita melalui retak-retak dalam penutup jendela. Bagian-bagian debu yang halus sekali menari-nari ke semua jurusan. Tetapi toh tidak ada angin yang menyebabkannya bergerak. Demikian juga atom-atom bergerak ke semua jurusan.

Dalam hal ini para atomis tidak merasa perlu untuk menunjukkan suatu penyebab khusus yang mengakibatkan gerak itu. Dengan itu mereka menyimpang dari pendirian Empedokles dan Anaxagoras yang masing-masing mengemukakan Cinta dan Benci atau nus sebagai penyebab gerak. Bagi para atomis adanya ruang kosong sudah cukup sebagai syarat yang memungkinkan gerak atom.

Karena atom-atom berbeda menurut bentuk, bisa terjadi bahwa sejumlah atom mengait satu sama lain. Atom-atom yang dikaitkan demikian mulai bergerak dengan gerak berputar. Makin lama makin banyak atom mengambil bagian dalam gerak itu. Badan-badan (kumpulan atom-atom) yang lebih besar tinggal dalam pusat gerak itu dan badan-badan yang lebih halus dilontarkan ke ujungnya. Demikianlah kosmos kita dibentuk. Leukippos dan Demokritos berpikir bahwa dengan cara ini banyak dunia ditimbulkan. Dan mereka pasti bermaksud bukan saja banyak dunia berturut-turut, melainkan juga banyak dunia sekaligus (dulu pada Anaximandros hal itu belum jelas).


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini


Sumber.

Bertens, K. 1999. Sejarah Filsafat Yunani. Kanisius. Yogyakarta

Baca Juga
1. Leukippos. Biografi
2. Demokritos. Biografi
3. Demokritos. Ajaran Mengenai Manusia
4. Demokritos. Etika
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment