Karl Marx. Dialektika

Table of Contents
Karl Marx tentang Dialektika
Demonstrasi Buruh
Vladimir Lenin (1972:180) mengatakan bahwa tidak seorang pun yang dapat mengerti sepenuhnya karya Marx tanpa terlebih dahulu memahami filsuf Jerman G.W.F Hegel. Dengannya, kita harus memahami beberapa hal mengenai Hegel agar dapat mengapresiasi konsep sentral Marxian mengenai dialektika.

Ide mengenai suatu filsafat dialektis sudah ada selama berabad-abad (Gadamer, 1989). Ide dasarnya ialah sentralitas kontradiksi. Sementara sebagian besar filsafat, dan juga akal sehat, memperlakukan kontradiksi-kontradiksi sebagai kekeliruan, filsafat dialektis percaya bahwa kontradiksi ada di dalam realitas dan bahwa cara yang paling tepat untuk memahami kenyataan ialah mempelajari perkembangan hal-hal yang berkontradiksi. Hegel menggunakan ide kontradiksi untuk memahami perubahan historis. Menurut Hegel, perubahan historis didorong oleh pengertian-pengertian yang kontradiktif yang merupakan esensi kenyataan, atau melalui usaha-usaha kita untuk memecahkan kontradiksi-kontradiksi, dan oleh kontradiksi-kontradiksi baru yang berkembang.

Marx juga menerima sentralitas kontradiksi bagi perubahan historis. Kita melihat hal itu di dalam perumusan-perumusan yang terkenal seperti kontradiksi-kontradiksi kapitalisme dan kontradiksi-kontradiksi kelas. Akan tetapi, tidak seperti Hegel, Marx tidak percaya bahwa kontradiksi-kontradiksi tersebut dapat bekerja di dalam pengertian kita, yakni, di dalam pikiran kita. Sebagai gantinya, bagi Marx hal-hal itu adalah kontradiksi-kontradiksi nyata yang sedang ada (wilde, 1991:277). Bagi Marx, kontradiksi-kontradiksi seperti itu tidak dipecahkan oleh filsuf yang sedang duduk di kursi malas, tetapi dengan perjuangan mati-matian mengubah dunia sosial. Itu adalah suatu transformasi yang sangat penting karena mengizinkan Karl Marx untuk memindahkan dialektika keluar dari ranah filsafat dan memasuki ranah studi mengenai relasi-relasi sosial yang berlandaskan dunia material. Fokus itulah yang membuat karya Marx begitu relevan bagi sosiolog, meskipun pendekatan dialektis sangat berbeda dari cara berpikir yang digunakan oleh sebagian besar sosiolog. Dialektika membawa perhatian lebih tertuju kepada konflik-konflik dan kontradiksi-kontradiksi di antara berbagai tingkatan realitas sosial, dan bukannya kepada ketertarikan sosiologis yang lebih tradisional ketika cara-cara berbagai level tersebut bertaut dengan rapi ke dalam suatu keseluruhan yang bersatu.

Contohnya, salah satu dari kontradiksi-kontradiksi di dalam kapitalisme ialah hubungan antara pekerja dan para kapitalis yang memiliki pabrik dan alat-alat produksi lainnya yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan itu. Sang kapitalis harus mengeksploitasi para pekerja untuk mendapatkan keuntungan dari pekerjaan mereka. Para pekerja, bertentangan dengan kapitalis, ingin menyimpan setidaknya sejumlah keuntungan untuk diri mereka sendiri. Marx percaya bahwa kontradiksi ini berada di jantung kapitalisme, dan hal itu akan semakin memburuk ketika kaum kapitalis mendorong semakin banyak orang menjadi pekerja dengan memaksa perusahaan-perusahaan kecil keluar dari dunia bisnis dan ketika kompetisi antara kaum kapitalis memaksa mereka mengeksploitasi para pekerja lebih jauh untuk menghasilkan keuntungan. Sewaktu kapitalisme semakin meluas, jumlah pekerja yang dieksploitasi, dan juga derajat eksploitasi, meningkat. Kontradiksi tersebut dapat dipecahkan bukan melalui filsafat tetapi hanya melalui perubahan sosial. Tendensi untuk pertambahan tingkat eksploitasi menyebabkan perlawanan yang semakin hebat dari para pekerja. Perlawanan tersebut mengakibatkan eksploitasi dan penindasan yang semakin hebat pula, dan hasil yang mungkin muncul ialah konfrontasi antara kedua kelas itu (Boswell dan Dixons, 1993).


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini

Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


Baca Juga
1. Karl Marx. Biografi
2. Pemikiran Karl Marx (1818-1883)
3. Karl Marx (1818-1883)
4. Analisa Masyarakat Kapitalis Periode Modern dan Postmodern
5. Teori Karl Marx sebagai Model Pengembangan Paradigma Terpadu dalam Sosiologi
6. Karl Marx. Das Kapital (1848, Terbit 1861)
7. Karl Marx. Manifesto Komunis (1848, Brussel Belgia)
8. Karl Marx. The German Ideology (1845, Paris Prancis)
9. Karl Marx. Manuskrip Ekonomi dan Filsafat (April 1844, Paris Prancis) 
10. Karl Marx. Kerja
11. Karl Marx. Konflik Kelas
12. Karl Marx. Eksploitasi
13. Karl Marx. Pemberhalaan Komoditas
14. Karl Marx. Komunisme   
15. Karl Marx. Konsepsi Materialis atas Sejarah
16. Karl Marx. Struktur-Struktur Masyarakat Kapitalis
17. Karl Marx. Determinisme Ekonomi
18. Karl Marx. Alienasi
19. Karl Marx, Modal, Kaum Kapitalis, dan Kaum Proletariat
20. Karl Marx. Potensi Manusia
21. Karl Marx. Kebebasan, Kesetaraan, dan Ideologi
22. Karl Marx. Ideologi
23. Karl Marx. Agama
24. Karl Marx. Komoditas
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment