Karl Marx 1818-1883
Table of Contents
Karl Marx |
Biografi Umum
Pustaka yang akan dijadikan acuan dalam penulisan biografi Karl Marx secara keseluruhan adalah karya J. Stepanowa (Karl Marx; Riwayat Hidup Singkat, tahun terbit 1957, penerbit Yayasan Pembaruan, Jakarta), Marshall Berman (Bertualang dalam Marxisme, 2002, penerbit Pustaka Promethea, Surabaya), T.Z Lavine (Karl Marx; Konflik Kelas dan Orang yang Terasing, 2003, Penerbit Jendela, Yogyakarta), Erich Fromm (Konsep Manusia Menurut Marx, 2001, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta) Franz Magnis Suseno (Pemikiran Karl Marx; Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, 2001, penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta), serta sebagian informasi dari website www.marxisarchive.com dan www.pemudasosialis.com.Karl Marx dilahirkan tangal 5 mei 1818 di kota Trier (provinsi Rhein, Prusia) di sebuah lembah sungai Mossele, perbatasan Barat Jerman. Trier adalah sebuah kota yang indah yang dikelilingi perkebunan anggur dan bukit-bukit. Sebagaimana kita ketahui tepat pada kelahirannya tersebut, sampai saat ini, dijadikan momen bagi hari buruh internasional guna mengenang jasa-jasa Marx yang dengan gigih membela kepentingan kaum buruh yang mengalami penindasan dalam pekerjaan dan kehidupan sosialnya.
Karl Marx dilahirkan dalam keluarga kelas menengah, ayahnya adalah seorang pengacara Yahudi pada pengadilan tinggi tingkat banding di kota itu, di mana beberapa tahun kemudian pindah agama, masuk agama Kristen Protestan, padahal kota Trier seluruhnya Katolik. Kemungkinan besar ini dilakukan agar ia dapat menjadi pegawai negeri, tepatnya notaris, di Prusia yang berhaluan Protestan, ibu Marx baru menyusul delapan tahun kemudian. Setelah menyelesaikan pendidikannya pada Gimynasium Trier (1830-1835), dengan karangan untuk mencapai ijazahnya, Renungan Seorang Pemuda Tentang Memilih Suatu Pekerjaan, Marx memasuki fakultas hukum, mula-mula pada Universitas Bonn dan kemudian pada Universitas Berlin. Di samping ilmu hukum, Marx menaruh minat yang lebih besar terhadap filsafat dan ilmu sejarah.
Sebelum atau menjelang kepindahannya ke Universitas Berlin, Marx bertunangan dengan kekasihnya yang juga berasal dari Trier, yaitu Jenny von Wesphalen. Ayah Jenny, Baron Ludwig Von Westphalen adalah seorang penasehat kota Trier. Ia termasuk dalam jajaran pejabat pemerintah kelas menengah Prusia. Kakek Jenny termasuk sosok terhormat dan suami bangsawan Skotlandia. Ludwig Von Wetspalen sangat menyukai hal-hal yang serius. Marx muda yang cerdas dan menyatakan padanya minat mendalam terhadap Homer dan Shakespeare dan juga terhadap ide-ide Saint Simon, seorang ahli sosial Prancis. Kepindahan Marx ke Berlin merupakan sebuah kenyataan bahwa Marx tidak meminati studi hukum seperti yang diinginkan oleh ayahnya, di Universitas Berlin, Marx mengambil studi filsafat, hal ini sekaligus merupakan karier pertama pemikiran Marx. Waktu Marx ke Berlin, filsafat di Berlin sama artinya dengan filsafat Hegel yang baru beberapa tahun sebelumnya meninggal. Hegel menjadi profesor di Berlin dari tahun 1818 sampai wafatnya pada tahun 1831. Ia paling termasyur karena filsafat politik yang diajarkannya, yang menempatkan rasionalitas dan kebebasan sebagai nilai tertinggi. Di Berlin waktu itu terdapat sebuah kelompok intelektual muda yang kritis dan radikal, yang menamakan diri Klub Para Doktor. Meskipun baru semester kedua, Marx masuk ke dalam kelompok itu dan menjadi anggota yang paling radikal. Kelompok itu memakai filsafat Hegel sebagai alat kritik untuk mengkritik kekolotan kerajaan Prusia. Karena itu mereka disebut Kaum Hegelian-Muda, melalui interpretasi mereka terhadap konsep rasionalitas dan kebebasan Hegel, mereka disebut pula sebagai kaum Hegelian Kiri, guna membedakannya terhadap Kaum Hegelian Kanan yang menganggap Hegel lebih sebagai teolog Protestan dan dengan demikian lebih merupakan pendukung status quo dari negara Prusia.
Perkenalan Marx dengan Hegel menandai dimulainya babak baru atau cikal bakal dari pemikiran Marx yang pada gilirannya menentukan way of life, atau cara pandang Marx terhadap manusia yang dengannya berarti cara pandang dia terhadap kehidupan itu sendiri. Perkenalan dengan Hegel sekaligus juga merupakan awal sebuah kegetiran hidup bagi Marx, hal ini dapat kita simak dalam pemaparan Jerrod Siegel, Marx’s Fate: The Shape of a Life (1978) dan Edmund Wilson, To The Finland Station (1940), melalui kegiatan surat menyurat dengan ayahnya, Heinrich Marx, yang begitu mengkhawatirkan akan masa depan Marx, perkenalan Marx dengan filsafat, terutama filsafat Hegel, yang menurut Heinrich mewakili simbol manusia narsistis yang menyenangkan, yaitu hasrat pemikir untuk membangun dunia buat dirinya sendiri yang dipenuhi kehidupan dan aktivitas diri sendiri, terlepas dari dunia materi, terlepas dari perasaan orang lain, dan di penuhi oleh kegembiraan dan kekuatan magis yang tidak bisa diberikan oleh orang lain. Heinrich menganggap bahwa seorang pemikir muda yang menikmati kekuatan pikirannya sendiri dianggap tergoda oleh sifat jahat dalam dirinya sendiri yang akan memberi semangat selama hidupnya, yang merupakan momok utama yang sebenarnya ditakuti Hegel sendiri.
Hubungan Marx dengan Hegel sangat kompleks dan penuh penderitaan, karena hubungan itu dipenuhi dengan energi dan perjuangan hubungan Marx dengan ayahnya. Kecaman ayahnya sendiri tersebut tentunya sangat menyakitkan bagi Marx, tidak hanya karena dia sangat menyayangi ayahnya dan merasa harus selalu mematuhinya, seperti yang disimak dalam surat balasan Marx (10 Nopember 1837), Marx melihat bahaya yang ditakuti oleh ayahnya dalam dirinya sendiri. Siegel bahkan berpendapat bahwa seluruh pemikiran Marx; halnya perbedaan antara Marx Muda yang humanis dan Marx tua yang determinis seperti yang kita kenal saat ini, merupakan kerja keras Marx untuk terus-menerus berusaha keluar dari rasa bersalah karena menelantarkan orang-orang yang dicintainya, serta memilih untuk tenggelam dalam pemikirannya sendiri. Namun, kerja keras Marx yang tak ada putus-putusnya dalam membuang kekuatan jahat dalam dirinya sendiri tersebut, hanya mendapati dirinya sangat memerlukan kekuatan itu seperti dia membutuhkan makanan pelan-pelan sampai pada kesadaran diri.
Demikian, usaha Marx untuk menggeluti hal-hal praksis ekonomi dan pemikiran materialis yang kemudian hari menjadi buah pemikirannya yang khas hanya mendapati dirinya kembali pada kenyataan-kenyataan yang sangat ditakutinya, misalnya saja Capital I (demikian halnya karya lainnya) merupakan salah satu karya Marx yang lahir dari pengasingan dirinya dari kehidupan luar dan perjuangan buruh yang dirintisnya. Usaha yang sia-sia di mana dia mendapati kepribadian Hegel di dalam diri dan pemikirannya, selama hidup bahkan sampai pada kematiannya.
Siegel menyamakan pandangan tentang dunia material solid dengan pandangan ayah Marx, karena merasa wajib patuh pada ayahnya; keinginan untuk membenamkan dirinya sendiri dalam dunia pemikirannya yang murni seperti keinginan Oedipal untuk berkuasa, kekuasaan yang mampu mewujudkan dunia yang bebas yang berada di luar jangkauan ayahnya. Jadi meskipun Marx mengkritik idealisme Jerman sebagai ideologi konservatif, idealisme tetap menjadi model dan simbol pemberontakan kepribadiannya. Walaupun Marx menyebutkannya sebagai radikal secara politik, materialisme baginya adalah jalan untuk kembali dengan ayahnya secara emosional. Fusi dialektika antara materialisme dan idealisme, yang untuk pertama kalinya dalam These on Feurbach (1845, saat ia berusia 27 tahun) semata-mata merupakan rekonsiliasi emosi antara ayah dan anak, antara keinginannya untuk tumbuh dewasa dalam kebebasan dan keinginan ayahnya untuk tetap berada pada jalur yang ada.
Pada tahun 1841 Marx dipromosikan menjadi doktor filsafat oleh Universitas Jena berdasarkan sebuah disertasinya tentang Perbedaan antara Filsafat Alam Demokritos dan Filsafat Alam Epikuros. Disertasi sekaligus memperlihatkan kecenderungan perbedaan pemikiran dikalangan Hegelian ketika itu, serta merupakan karakter khas interpretasi kaum Hegelian Kiri yang merasa tidak puas dengan sifat reaksioner pemerintahan Prusia dan sikap rekannya kaum Hegelian Kanan yang menjadi kaki tangan pemerintahan yang represif negara Prusia. Marx sempat mengajar pada Universitas Bonn pada bulan April tahun 1841, di mana Bruno Baeur, seorang Hegelian yang mengajaknya untuk mengajar pula.
Politik reaksioer pemerintahan Prusia memaksa Marx untuk memahami kenyataan bahwa tidak ada tempat bagi pemikiran-pemikirannya yang kritis progresif pada Universitas-Universitas Prusia. Demikian halnya Baeur sendiri dipecat dari Universitas Bonn, dan berarti tidak ada masa depan lagi bagi Marx di sana.
Marx pindah ke Cologne, menjadi editor sementara sebuah Jurnal Liberal Reinische Zeitung yang kemudian menjadi mimbar bagi Marx untuk menyebarkan pikiran yang maju, serta sarana bagi perjuangannya melawan politik obskurantisme. Marx memasuki staf dalam bulan April 1842 dan menjadi redaktur dalam bulan Oktober tahun yang sama. Karena mendapatkan kesulitan yang terus-menerus dari sensor pemerintah Prusia, akhirnya, pada tanggal 19 Januari 1843 pemerintah Prusia memaklumkan pemberhangusan Reinische Zeitung terhitung mulai tanggal 1 April 1843.
Pada tanggal 17 Maret tahun yang sama Marx meletakan jabatan sebagai editor dikarenakan ketidaksetujuannya terhadap niat para pemilik jurnal untuk lebih melunakkan pemberitaannya. Pada bulan Juni, Marx menikah dengan Jenny Von Westphalen, kemudian bulan November tahun yang sama pindah ke Paris, tepatnya di Koln, mereka tinggal di sana sampai tahun 1845.
Di Koln Paris, Marx menjadi pemimpin redaksi German—French Annals (Deutsch—Franzoisische Jahrbucher), Marx menerima pekerjaan tersebut atas ajakan Arnold Ruge, seorang editor, penulis, dan juga seorang Hegelian Muda yang bersemangat. Pemikiran Marx di Paris mengalami perkembangan yang pesat. Selain memang sebelumnya Paris merupakan tempat idaman Marx, daya tarik utama Paris di tahun 1840-an, sebelum revolusi 1848 ialah tempat lahirnya para teoretisi sosialis modern. Paris 1848-1845 merupakan tahun-tahun yang penting dalam perkembangan intelektual Marx, dia menyelami dunia sosialis dan komunis yang berteori dan beraksi secara politik.
Terdapat banyak peristiwa penting selama Marx di Paris, di antaranya adalah dia mulai menulis Critique of Hegel’s Philosophy of Right yang merupakan sebuah perkembangan baru dari disertasinya. Kemudian perkenalannya secara mendalam dengan Ludwig Feuerbach yang banyak memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan intelektual Marx berikutnya, serta yang tidak kalah penting adalah pertemuan Marx dengan Engels yang kemudian menjadi teman karib selama hidupnya. Selain itu, terdapat tiga buah karya penting dalam periode Marx ini, yakni Philosopical and Economic Manuscrift dari tahun 1844, The Holly Family dari tahun 1845, dan pada tahun 1845 bersama Engels menulis The German Ideology.
Pada bulan April tahun 1848, German—French Annals disita oleh pemerintahan Prusia. Marx mengubah haluannya menjadi seorang komunis, berpisah dengan Arnold Ruge yang nyata-nyata seorang anti komunis. Kemudian Marx menjadi seorang kontributor jurnal radikal lainnya yaitu Forward. Pada tanggal 25 Februari 1845, Forward ditutup oleh pemerintah Prancis karena radikalismenya yang subversif, Marx dikeluarkan dari Prancis, dan hanya memiliki waktu 24 jam untuk meninggalkan Paris.
Dalam periode Brussel, yaitu sejak 1845 hingga 1848, Marx menulis dan membantu penulisan beberapa buku-buku penting, serta dia mulai mengorganisir kelompok revolusoner internasional. Marx kemudian bergabung dengan gerakan radikal Inggris dalam sebuah organisasi yang disebut Liga Komunis dan menjadi pimpinan organisasi yang berkembang pesat ini. Pada tahun 1847 mereka memintanya untuk menyiapkan sebuah dokumen yang merumuskan tujuan organisasi. Pernyataan Marx mengenai tujuan dan prinsip Liga Komunis dipublikasikan sebelum pecah revolusi Paris 1848. Pernyataan tersebut yang dikenal dengan Manifesto of the Communist Party.
Dengan pecahnya revolusi di Paris, Marx dikeluarkan dari Brussel. Dia kembali beraksi dalam revolusi Paris dan pindah ke Jerman, di mana revolusi 1848 selanjutnya pecah. Marx secepatnya mendirikan sebuah surat kabar radikal, The New Rhenis News, di kota Cologne. Namun karena kegagalan revolusi Jerman, Marx dideportasi sekali lagi dari Jerman. Marx mencoba untuk kembali ke Prancis, namun dilarang tinggal di Paris dan akhirnya Marx beserta keluarganya pindah ke London pada musim gugur 1849. Usia Marx saat itu 31 tahun dan Jenny 35 tahun. London menjadi tempat tinggal mereka selamanya. Mereka hidup dalam kemiskinan, kesengsaraan, dan kumuh. Tiga anak mereka meninggal karena kekurangan uang untuk membayar perawatan medis. Marx terus menulis dan merancang revolusi.
Ket. klik warna biru untuk link
Download di Sini
Sumber.
Ramdani, Dani. 2005. Studi Komparasi antara Teori Karl Marx dan Teori Kritis Mazhab Frankfurt dalam Menganalisa Masyarakat Kapitalis. Skripsi. Universitas Lampung
Baca Juga
1. Pemikiran Karl Marx (1818-1883)
2. Karl Marx (1818-1883)
3. Analisa Masyarakat Kapitalis Periode Modern dan Postmodern
4. Teori Karl Marx sebagai Model Pengembangan Paradigma Terpadu dalam Sosiologi
5. Karl Marx. Das Kapital (1848, Terbit 1861)
6. Karl Marx. Manifesto Komunis (1848, Brussel Belgia)
7. Karl Marx. The German Ideology (1845, Paris Prancis)
8. Karl Marx. Dialektika
9. Karl Marx. Manuskrip Ekonomi dan Filsafat (April 1844, Paris Prancis)
10. Karl Marx. Kerja
11. Karl Marx. Konflik Kelas
12. Karl Marx. Eksploitasi
13. Karl Marx. Pemberhalaan Komoditas
14. Karl Marx. Komunisme
15. Karl Marx. Konsepsi Materialis atas Sejarah
16. Karl Marx. Struktur-Struktur Masyarakat Kapitalis
17. Karl Marx. Determinisme Ekonomi
18. Karl Marx. Alienasi
19. Karl Marx. Modal, Kaum Kapitalis, dan Kaum Proletariat
20. Karl Marx. Potensi Manusia
21. Karl Marx. Kebebasan, Kesetaraan, dan Ideologi
22. Karl Marx. Ideologi
23. Karl Marx. Agama
24. Karl Marx. Komoditas
Post a Comment