Jenis-jenis Penelitian Sosial

Table of Contents
Jenis-jenis Penelitian Sosial
Penelitian Sosial
Jenis penelitian sosial dapat dibedakan atas sejumlah kriteria:
1. Berdasarkan manfaat penelitian
a. Penelitian murni
Penelitian yang bertujuan semata untuk mengembangkan keilmuan dan berupaya menjelaskan pengetahuan yang sangat mendasar mengenai dunia sosial.

b. Penelitian terapan
Penelitian yang mencoba untuk menyelesaikan masalah tertentu secara spesifik dan hasilnya nanti dapat langsung digunakan sebagai dasar merekomendasikan langkah penanganan atau solusi. Beberapa tipe penelitian terapan di antaranya:
a) Action research, penelitian terapan yang memperlakukan pengetahuan sebagai kekuatan dan menghapus garis pemisah antara penelitian dan tindakan sosial
b) Social impact assement, penelitian yang bertujuan memperkirakan dampak sosial yang terjadi karena adanya suatu proyek atau penerapan suatu kebijakan tertentu
c) Evaluation research, mengukur efektivitas dari suatu kebijakan, program atau prosedur dalam melakukan sesuatu

2. Berdasarkan dimensi waktu
a. Cross sectional studies
Penelitian yang membatasi studi tentang masyarakat pada satu objek dan waktu tertentu saja. Contohnya, penelitian tentang perilaku warga Kota Medan pasca penurunan harga BBM.

b. Logitudinal studies
Berusaha mengungkap akibat dari suatu peristiwa yang berlangsung relatif lama. Misalnya penelitian tentang efektivitas program Wajib Belajar 9 Tahun dalam mengentaskan penyandang buta aksara di kawasan pedesaan.

Penelitian ini meliputi:
a) Time series research, tipe data dan informasi yang sama dikumpulkan dari kelompok orang atau unit dalam beberapa periode waktu
b) Panel study, peneliti benar-benar melakukan observasi terhadap orang, group, atau organisasi yang sama dalam beberapa periode waktu
c) Cohort analysis, hampir sama dengan panel study tetapi lebih menitikberatkan pada pengamatan terhadap kategori orang-orang yang berbagi pengalaman hidup yang sama dalam suatu periode waktu tertentu

c. Expost facto studies
Penelitian ini berupaya menelaah faktor-faktor yang dianggap sebagai penyebab dari realitas ataupun fenomena sosial aktual. Contohnya, penelitian tentang kemiskinan keluarga sebagai penyebab maraknya kasus perdagangan anak dan perempuan (trafficking).

3. Berdasarkan jenis dan kualitas data
a. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif
Penelitian yang bersifat mengumpulkan data yang dapat diukur, seperti besarnya penghasilan, frekuensi perilaku, dan sebagainya. Penelitian kuantitatif dapat berupa deskripsi statistik atau studi korelasional (hubungan sebab akibat). Menekankan pada pemahaman terhadap adanya objek-objek ilmu pengetahuan dan pernyataan-pernyataan ilmu pengetahuan (scientific preposition) yang memenuhi syarat-syarat dapat diamati (observable), diulang (repeatable), diukur (measureable), diuji (testable) dan diramalkan (predictable).

b. Penelitian dengan pendekatan kualitatif
Penelitian yang mengutamakan segi kualitas data. Mengumpulkan data, informasi, keterangan secara terperinci mengenai objek yang akan diteliti. Berfungsi bukan untuk menguji teori, melainkan menemukan teori. Oleh sebab itu, persoalan pembahasan dan analisis teori seperti yang lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif tidaklah penting, walaupun aktivitas telaah pustaka tetap diperlukan untuk penyesuaian konteks, masalah dan tema penelitian. Dalam antropologi disebut etnografi, sedangkan dalam sosiologi diistilahkan sebagai verstehen atau observasi partisipasi.

Jenis penelitian sosial berdasarkan kualitas data yang diperoleh, yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan penelitian dengan pendekatan kualitatif, merupakan pendekatan utama yang lazim digunakan dalam penelitian sosial, khususnya sosiologi. Oleh karena itu, akan coba diuraikan lebih lanjut.
1. Pendekatan kuantitatif
Pendekatan kuantitatif terdiri atas beberapa metode penelitian, yakni:
a. Survei
Survei adalah salah satu dari sekian banyak strategi penelitian. Tujuan utamanya adalah mencapai keterwakilan (representativeness). Dalam pelaksanaan survei, kondisi penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti.
Survei dapat dilakukan dengan beberapa macam cara:
a) Survei tertulis (angket/kuesioner)
Peneliti membuat pedoman pertanyaan dalam bentuk angket/kuesioner dan kemudian disebarkan di antara kesatuan-kesatuan, baik melalui pos atau diantar langsung.
b) Survei wawancara langsung
Survei jenis ini dapat dilakukan dengan syarat; permasalahannya rumit, kesediaan responden untuk memberikan reaksi tidak dapat dipastikan. Dalam survei wawancara langsung, harus disiapkan tenaga-tenaga terlatih (asisten) dan memerlukan cukup banyak waktu.
c) Survei telepon
Survei ini bisa dilakukan dengan syarat; permasalahan sangat sederhana, tidak menyita waktu lebih dari 15-20 menit per responden.
d) Survei wawancara kelompok
Survei ini sangat bermanfaat pada taraf orientasi/penjajakan. Dilakukan untuk menentukan variabel-variabel penting apa saja yang terkait dalam penelitian sebelum melaksanakan penelitian yang sebenarnya.

b. Penelitian deskriptif
Dalam penelitian kuantitatif, penelitian deskriptif disebut juga taxonomic research. Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan antar variabel. Karenanya tidak menggunakan dan tak melakukan pengujian hipotesis. Dalam pengolahan dan analisis data, lazimnya menggunakan pengolahan statistik bersifat deskriptif (descriptive research).

c. Penelitian eksplanatif
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu fenomena atau gejala terjadi. Hasil akhir dari penelitian adalah gambaran hubungan sebab akibat.

2. Pendekatan kualitatif
Pendekatan kualitatif juga terdiri atas sejumlah metode penelitian. Di antaranya:
a. Studi kasus
Bila kita melakukan penelitian yang terinci tentang seseorang (individu) atau suatu unit sosial selama kurun waktu tertentu, maka itu disebut studi kasus. Studi kasus dalam khazanah metodologi, dikenal sebagai suatu studi yang bersifat komprehensif, intensif, rinci, dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya menelaah masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer (kekinian). Pakar metodologi penelitian, Robert K. Yin (1966), mengintrodusir studi kasus itu lebih banyak berkutat pada atau berupaya menjawab pertanyaan how (bagaimana) dan why (mengapa), serta pada tingkat tertentu juga menjawab pertanyaan what (apa/apakah). Studi kasus, hingga saat ini, banyak digunakan di berbagai lapangan keilmuan dan ilmiah.

Bogdan dan Biklen (1982) mengklasifikasikan studi kasus atas enam tipe:
a) Studi kasus kesejarahan sebuah organisasi
Yang dituntut dalam studi kasus jenis ini adalah pemusatan perhatian mengenai perjalanan dan perkembangan sejarah organisasi sosial tertentu dan dalam jangka waktu tertentu pula.

b) Studi kasus observasi
Yang lebih ditekankan di sini adalah kemampuan seorang peneliti menggunakan teknik observasi dalam kegiatan penelitian.

c) Studi kasus life history
Studi ini mencoba menyingkap dengan lengkap dan rinci kisah pengalaman hidup seseorang sesuai dengan tahap-tahap, dinamika, dan liku-liku yang mengharu biru kehidupannya. Seseorang yang dimaksud tentunya tidak sembarang orang melainkan yang memiliki keunikan menonjol dan luar biasa dalam konteks kehidupan masyarakat.

d) Studi kasus komunitas sosial atau kemasyarakatan
Berupaya menyelami sisi-sisi unik tapi bermakna dari lingkungan sosial sekitarnya di dalam komunitas di mana ia hidup dan bergaul sehari-hari.

e) Studi kasus analisa situasional
Kehidupan sosial yang dinamis dan selalu menggapai perubahan demi perubahan tentu saja mengisyaratkan adanya letusan-letusan situasi dalam bentuk peristiwa maupun fenomena sosial tertentu. Inilah yang menjadi fokus perhatian, berupaya menggambarkan sebuah situasi sosial yang telah atau sedang berlangsung.

f) Studi kasus mikroetnografi
Studi kasus tataran ini dilakukan terhadap sebuah unit sosial terkecil. Katakanlah sebuah sisi tertentu dalam kehidupan suatu komunitas, organisasi, atau bahkan seorang individu.

b. Penelitian eksploratif
Penelitian ini dilakukan untuk menemukenali (to identify) dan menggali suatu gejala yang relatif masih baru. Dapat dikatakan bahwa ada suatu fenomena atau gejala yang selama ini belum pernah diketahui atau dirasakan. Penelitian eksploratif dilakukan karena setelah dilakukan telaah kepustakaan secara sistematis dan komprehensif ternyata masih terdapat kekosongan informasi tentang fenomena yang akan diteliti.

c. Penelitian deskriptif
Penelitian ini dilakukan demi memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena. Hasil akhir dari penelitian biasanya berupa deskripsi tekstual, tipologi atau pola-pola mengenai fenomena yang sedang dibahas.


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini

Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas XII. Bab 4. Rancangan Penelitian Sosial (KTSP)
2. Materi Sosiologi Kelas XII. Bab 5. Pengumpulan Data dalam Penelitian (KTSP)
3. Materi Sosiologi Kelas XII. Bab 6. Pengolahan Data (KTSP)
4. Materi Sosiologi Kelas XII. Bab 7. Penulisan Laporan Penelitian (KTSP)
5. Materi Sosiologi Kelas X Bab 4.1 Rancangan Penelitian Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
6. Materi Sosiologi Kelas X Bab 4.2 Rancangan Penelitian Sosial (Kurikulum Revisi 2016) 

7. Materi Sosiologi Kelas X Bab 5.1 Pengumpulan Data dalam Penelitian (Kurikulum Revisi 2016)
8. Materi Sosiologi Kelas X Bab 5.2 Pengumpulan Data dalam Penelitian (Kurikulum Revisi 2016)
 
9. Materi Sosiologi Kelas X Bab 6.1 Pengolahan dan Analisis Data (Kurikulum Revisi 2016)
10. Materi Sosiologi Kelas X Bab 6.2 Pengolahan dan Analisis Data (Kurikulum Revisi 2016) 

11. Materi Sosiologi Kelas X Bab 7.1 Laporan Penelitian (Kurikulum Revisi 2016)
12. Materi Sosiologi Kelas X Bab 7.2 Laporan Penelitian (Kurikulum Revisi 2016)
13. Materi Ujian Nasional Kompetensi Jenis Penelitian Sosial
14. Materi Ujian Nasional Kompetensi Langkah-Langkah Penelitian Sosial
15. Materi Ujian Nasional Kompetensi Metode Penelitian Sosial
16. Materi Ujian Nasional Kompetensi Manfaat Hasil Penelitian
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment