Henri Bergson. Materi dan Ingatan

Materi dan Ingatan Henri Bergson
Henri Bergson
Dalam buku Materi dan Ingatan Bergson mempelajari hubungan antara jiwa dan tubuh, antara roh dan materi. Ia mulai dengan mengatakan bahwa pendiriannya dalam buku tersebut pada dasarnya bersifat dualistis (suatu dualisme moderat, katakanlah), karena ia mempertahankan materi maupun roh sebagai kenyataan. Ia menolak setiap monisme, setiap pandangan yang mereduksikan manusia kepada satu unsur saja: baik monisme yang mereduksikan roh kepada materi (jadi, materialisme) maupun monisme yang mereduksikan materi kepada roh (jadi, idealisme).

Tetapi disisi lain ia ingin memandang hubungan antara jiwa dan tubuh sedemikian rupa sehingga akan dihindari kesulitan-kesulitan yang mengakibatkan dualisme mendapat nama jelek dalam filsafat. Bergson menyelidiki problem tersebut melalui studi mengenai ingatan, karena, katanya, ingatan paling jelas tampak sebagai titik interaksi antara roh dan materi. Pada akhir abad ke-19 banyak penelitian dilakukan tentang kaitan antara otak dan ingatan. Materialisme dan epifenomenalisme (pandangan yang mengatakan bahwa roh merupakan fenomena sampingan saja dari materi) sudah kerap kali menggunakan penelitian-penelitian tersebut sebagai argumen bagi pendirian mereka. Dalam bukunya Bergson menyebut penelitian-penelitian seperti itu dan memberi evaluasi filosofisnya.

Bergson membedakan dua macam ingatan. Pertama-tama terdapat ingatan yang terdiri atas mekanisme-mekanisme motoris yang kira-kira sama dengan kebiasaan-kebiasaan. Berkat ingatan ini dapat kita hafalkan sesuatu, misalnya sebuah pelajaran atau sajak. Asal diberikan rangsangan yang tepat, mekanisme akan bekerja dengan sendirinya. Ingatan dalam arti ini merupakan pengulangan mekanis belaka dan dapat dibandingkan dengan kebiasaan badani seperti berjalan. Ingatan semacam ini tidak terbatas pada manusia. Seekor burung beo misalnya dapat dilatih juga untuk memproduksi serangkaian kata, bila diberikan rangsangan tepat. Ingatan dalam arti ini hanya merupakan suatu disposisi badani untuk menjawab suatu rangsangan dengan cara tertentu. Di sini tidak terlihat unsur rohani apa pun.

Ingatan macam lain ialah yang oleh Bergson disebut ingatan murni. Ingatan ini membentuk dan merekam angan-angan tentang setiap kejadian dalam hidup kita, tanpa mengabaikan satu detail pun. Ingatan dalam arti ini bersifat rohani dan mengakui adanya ingatan ini berarti mengakui pula bahwa sebagian dari hidup psikis kita berlangsung di bawah permukaan kesadaran. Karena semua angan-angan tersebut disimpan di bawah permukaan kesadaran, tindakan konkret kita tidak terganggu dan kalau perlu angan-angan tersebut dapat dihadirkan kembali. Di sini tampak hubungan antara otak dan ingatan murni. Fungsi otak adalah mengadakan seleksi.

Melalui otak, manusia memilih kenangan-kenangan yang berguna untuk praksis. Otak seolah-olah menyaring isi ingatan murni dan dengan demikian melindungi praksis manusia terhadap banjir kenangan. Seandainya semua kenangan dari masa lampau sekaligus hadir bagi saya, saya akan kewalahan dan tidak bias berbuat apa-apa. Jadi, dalam pandangan Bergson, otak membuat kita melupakan lebih daripada mengingat kembali. Tentu saja, dalam praktek kehidupan konkret kedua jenis ingatan tersebut terdapat bersama-sama, tetapi penting sekali membedakannya dengan tepat. Mencampuradukkan dua macam ingatan tersebut dapat membawa ke arah materialisme.

Bergson mengaitkan ingatan murni dengan duree (pembahasan sebelumnya).  Seperti duree tidak dapat diasalkan dari keluasan, demikian pun tidak dapat dikatakan bahwa kenangan-kenangan kita berlokasi dalam otak. Halnya studi tentang fenomena-fenomena patologis seperti aphasia memperlihatkan bahwa kenangan-kenangan tidak dapat dilokalisasikan dalam salah satu bagian otak tertentu. Menurut Bergson, otak tidak merupakan gudang kenangan. Ia membandingkannya dengan sentral telephon. Seandainya kita dapat mengikuti proses-proses dalam otak secara seksama, kita tidak akan melihat sesuatu yang lain daripada gerak-gerak. Otak hanya mencerminkan sebagian kecil sekali dari hidup psikis, yaitu bagian yang dapat diterjemahkan ke dalam gerak. Otak hanya menunjukkan hidup psikis sejauh terarah pada praksis dan fungsi otak ialah memungkinkan serta mempersiapkan praksis tersebut.

Persepsi harus dibedakan dari ingatan. Dalam persepsi, objek bersangkutan hadir berkat suatu intuisi tentang realitas, sedangkan dalam ingatan objek yang tidak hadir diingat kembali. Tetapi biarpun persepsi adalah intuisi mengenai realitas, hal tersebut tidak berarti bahwa persepsi tertuju pada pengetahuan demi pengetahuan. Tidak demikian, persepsi seluruhnya terarah pada praksis. Persepsi dijalankan dengan maksud melakukan aksi atau reaksi. Persepsi dijalankan untuk menjawab suatu kebutuhan atau kecenderungan. Dalam hal ini perbedaan antara binatang dan manusia ialah bahwa pada manusia mungkin suatu praksis yang ditampilkan oleh kehendak, pada binatang perbuatan-perbuatan berlangsung atas dasar insting. Tetapi baik pada binatang maupun pada manusia sistem saraf (yang memungkinkan persepsi tersebut) dibentuk sebagai alat yang mempunyai maksud praktis.

Biarpun persepsi harus dibedakan dengan jelas dari ingatan (ingatan tidak dapat dipandang sebagai suatu bentuk kabur dari persepsi), pada kenyataannya persepsi dan ingatan tidak boleh dipisahkan. Persepsi selalu disertai dengan bayangan ingatan, persepsi yang hanya persepsi saja merupakan suatu abstraksi. Dalam persepsi konkret, ingatan selalu memainkan peranan juga, seperti sebaliknya ingatan pun sering diaktifkan dalam suatu persepsi. Bagi Bergson perpaduan antara persepsi dan ingatan ini menunjuk pada relasi antara tubuh dan jiwa, antara materi dan roh. Dalam hal ini persepsi mewakili pihak materi dan ingatan mewakili pihak roh. Roh atau jiwa tidak dapat diasalkan dari materi, atau lebih konkret lagi, tidak dapat diasalkan dari otak. Tubuh adalah alat untuk praksis dan fungsi ini terutama tampak dalam otak. Menurut Bergson, roh tidak dapat bekerja dan berpikir tanpa tubuh. Tetapi mungkin roh dapat hidup terus sesudah kematian tubuh, biarpun dalam keadaan tidak aktif.


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini


Sumber:

Bertens, K. Filsafat Barat Kontemporer, Prancis, 2001. Gramedia. Jakarta

Baca Juga
1. Henri Bergson. Biografi dan Karya
2. Henri Bergson. Moral dan Agama
3. Henri Bergson. Evolusi Kreatif 
4. Henri Bergson. Duree dan Kebebasan
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Henri Bergson. Materi dan Ingatan"