Gerhard E. Lenski. Struktur Dinamika Sistem Distribusi

Table of Contents
Struktur Dinamika Sistem Distribusi Gerhard E. Lenski
Gerhard E. Lenski
Dengan menggunakan asumsi hakikat manusia dari tradisi fungsionalis struktural yang lebih konservatif serta pendekatan konflik yang lebih radikal, Lenski mengetengahkan dua hukum distribusi barang dan jasa. Kedua ponstulat tersebut, berasal dari asumsi-asumsi Lenski, diringkas sebagai berikut: (1) manusia adalah makhluk sosial yang perlu diringkas sebagai berikut; (2) biasanya manusia menempatkan kepentingan utama mereka atau kelompoknya di atas kepentingan orang atau kelompok lain (walaupun mereka mencoba menyembunyikan kenyataan ini terhadap mereka sendiri dan terhadap orang lain); (3) manusia memiliki nafsu yang tidak terbatas terhadap barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat; dan (4) individu-individu mewarisi perbedaan kemampuan dalam usaha memperoleh barang dan jasa yang langa itu (Lenski 1966:30-32). Jika postulat tentang manusia yang bersifat sosial akan tetapi mementingkan diri sendiri itu benar, Lenski kemudian menyatakan akan lahir dua proposisi berikut:(1) orang akan memperoleh hasil tenaga kerja mereka sejauh dibutuhkan untuk menjamin kelangsungan hidup dan produktivitas orang lain, yang tindakan-tindakan perlu atau menguntungkan bagi mereka sendiri; dan (2) kekuasaan akan menentukan distribusi hampir seluruh surplus yang dimiliki masyarakat (Lenski, 1966:44).

Dengan menggunakan asumsi dan ponstulat tersebut, Lenski selanjutnya membuat suatu bangunan dasar teoritis yang dalam risalatnya telah teruji oleh data sejarah. Lenski menyadari bahwa banyak sekali terdapat perbedaan di antara sistem pelapisan walaupun terdapat sifat umum dalam hakikat manusia. Dia menyatakan, bentuk-bentuk distribusi barang dan jasa yang berbeda itu berkaitan dengan tingkat perkembangan teknologi suatu masyarakat. Dalam masyarakat yang kurang berkembang, distribusi barang dan jasa berdasar atas kebutuhan individu. Dalam masyarakat yang lebih maju, kekuasaan adalah kekuatan yang berada di balik sistem distribusi.

Dengan demikian Lenski berhipotesa bahwa kekuasaan, dan kebutuhan adalah dua prinsip yang mengatur sistem pelapisan. Semakin kompleks suatu masyarakat, semakin penting peran kekuasaan dalam mengalokasikan sumber-sumber yang tersedia.

Lenski selanjutnya membahas fenomena kekuasaan pada masyarakat teknologi maju. Walau dalam masyarakat penggunaan kekerasan atau paksaan merupakan instrumen yang paling efektif untuk melaksanakan kekuasaan dan tetap merupakan dasar dari setiap sistem ketidaksamaan. Tetapi, bila kekuasaan sudah mapan kekerasan bukan lagi merupakan sarana yang tangguh untuk memperoleh posisi kekuasaan. Pada tahap ini akan terlihat jelas pentingnya menciptakan dan mempertahankan dasar-dasar bertindak yang struktural dan institusional. Aturan-aturan baru harus disahkan, di mana aturan berdasarkan kehendak ditransformasikan menjadi aturan berdasarkan hak. Di sini tercakup usaha penggantian kekerasan dengan kekuasaan terlembaga yang secara sosial diterima dan kurang bersifat personal.

Lenski (1966:59) menyatakan bahwa dari sejarah akan jelas terlihat sirkulasi kekuatan politik antara periode kekuasaan yang memaksa atau aturan kehendak dan periode aturan institusional atau aturan hak. Aturan kehendak ditandai oleh pelaksanaan kekuasaan yang dipaksakan oleh elit baru, yang pada awalnya mencakup fase kekerasan. Dalam fase ini semua perlawanan yang terorganisir akan ditindas atau ditekan. Pada fase kedua, rezim berusaha untuk mengurangi ketergantungannya pada kekuatan telanjang (naked force) itu dan meningkatkan legitimasi wewenangnya. Pada saat ini kecenderungan sudah bergerak ke arah paham konstitusionalisme. Kecuali terdapat penantang yang berhasil menghancurkan kekuasaan elit yang berkuasa, kecenderungan jangka panjang mencakup suatu pengurangan peranan aktif kekuatan dan paksaan dan penambahan peranan persuasif dan insentif. Dalam beberapa waktu tertentu, kadang-kadang hak memerintah secara konstitusional kembali ditantang oleh kekuatan lain dan sejarah akan kembali berulang.

Lenski mengakui bahwa jangka waktu, situasi ekonomi, dan hakikat ideologis dari siklus politik sangat berubah-ubah dan penyebab-penyebab perbedaan di antara siklus politik itu seharusnya jangan dianggap remeh. Akan tetapi, sejauh keadaan memungkinkan, pada saat yang sama terdapat kecenderungan alamiah dari mereka yang menjalankan sarana-sarana konstitusional. Walau demikian pada akhirnya rezim telap digilas oleh kekuatan atau ancaman kekuatan lain. Hal ini merupakan tema dasar di atas mana terbentang seribu variasi (Lenski, 1966:61).


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini

Sumber.
Poloma, Margaret M. 1979. Sosiologi Kontemporer. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.


Baca Juga
1. Gerhard E. Lenski. Strukur dan Konflik dalam Perspektif Evolusioner
2. Gerhard E. Lenski. Pembuktian Tesis Stratifikasi
3. Gerhard E. Lenski. Struktur Sistem Pelapisan
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment