Gabriel Marcel. Ada dan mempunyai

Table of Contents
Que suis-je? Aku ini apa? itulah pertanyaan metafisis bagi Marcel, suatu pertanyaan yang menyangkut baik aku maupun Ada. Aku adalah…, lalu dapat kita isi data seperti terdapat pada Kartu Tanda Penduduk, paspor, atau surat resmi lain: nama…, lahir di…, pada tanggal dan tahun…, pekerjaan…, alamat… Semua data yang menentukan identitas saya ini secara objektif benar. Tetapi, saya adalah semua itu? Saya membohongi pegawai di loket instansi pemerintah, jika saya mengatakan: tidak. Semua data tersebut adalah ciri-ciri yang saya punyai, tetapi realitas saya jauh melebihi data tersebut. Dalam kehidupan biasa saya cenderung menyamakan aku (dan lebih-lebih orang lain) dengan apa yang saya (atau dia) punyai. Perlu kita lukiskan perbedaan yang amat sulit antara etre dan avoir, antara Ada dan mempunyai. Itulah kiranya salah satu langkah penting untuk mendekati masalah metafisika. Itulah kiranya salah satu jalan yang patut ditempuh untuk menjelaskan apa itu Ada. Dengan maksud tersebut Marcel mengusahakan apa yang disebutnya suatu fenomenologi tentang mempunyai.
Ada dan mempunyai Gabriel Marcel
Gabriel Marcel
Marcel mulai dengan membedakan mempunyai dalam arti milik dan mempunyai dalam arti implikasi. Contoh tentang mempunyai dalam arti kedua adalah: sebuah segi tiga mempunyai tiga sudut. Di sini memang terdapat implikasi: kalau ada segi tiga, gambar tersebut pasti mempunyai tiga sudut. Tetapi, arti implikasi ini kurang relevan bagi penelitian Marcel. Untuk selanjutnya ia memusatkan perhatiannya pada mempunyai dalam arti milik. Mempunyai berarti bahwa ada sesuatu yang dimiliki, sesuatu yang (dalam batas-batas tertentu) tak bergantung pada si pemilik. Di sini selalu ada keduaan yang tertentu. Misalnya saja, saya mempunyai sepeda motor. Tetapi juga: saya mempunyai rahasia, saya mempunyai ide, dan lain sebagainya. Di sini selalu ada qui dan quid, kata Marcel, maksudnya, ada subjek yang mempunyai da nada yang dipunyai. Relasi-relasi antara dua kutub tersebut (qui dan quid) tidak bisa dibalik. Di antara relasi-relasi tersebut terutama tiga aspek menarik perhatian:
Pertama, suatu ekslusivitas tertentu. Yang saya punya adalah milik saya, bukan milik orang lain. Saya mempunyai suatu klaim atas apa yang saya punyai. Tentu saja, saya bisa memiliki sesuatu tersebut seluruhnya atau sebagian saja. Tetapi dalam hal terakhir ini masih tetap ada ekslusivitas, sebab bagian tersebut adalah bagian saya. Jadi selalu tinggal oposisi tertentu dengan subjek-subjek lain yang pada prinsipnya bisa menjadi pemilik juga, tetapi pada kenyataannya mereka bukan pemilik.

Kedua, yang saya punya akan saya pelihara. Kalau tidak, relasi mempunyai akan lenyap. Bila milik saya hilang atau hancur, saya bukan pemilik lagi.


Ketiga, mempunyai berarti juga kuasa tertentu atas apa yang saya punyai. Misalnya, bila saya mempunyai seekor anjing, anjing tersebut akan taat pada saya dan mengenal saya, justru karena dia anjing saya. Atau bila saya mempunyai rumah, saya akan menggunakannya, menyewakannya, meminjamkannya, dan lain sebagainya, pokoknya membuat sesuatu dengannya. Dengan demikian, mempunyai selalu berarti juga mampu untuk… Tetapi, anehnya, kuasa yang terkandung dalam milik tersebut gampang bisa berubah statusnya, sampai akhirnya si pemilik dikuasai oleh miliknya, jutawan dikuasai oleh kekayaannya, pemusik oleh pianonya, ilmuwan oleh laboratoriumnya. Di sini keduaan antara pemilik dan barang miliknya mulai hilang: tapal batas antara Ada dan mempunyai mulai kabur.

Kenyataan terakhir ini sudah memperlihatkan bahwa garis pemisah tajam tidak bisa ditarik antara Ada dan mempunyai. Tetapi salah satu perbedaan hakiki ialah bahwa keduaan yang menandai mempunyai tidak terdapat pada tahap Ada. Dibidang Ada tidak ditemukan oposisi antara subjek dan objek. Bila saya bicara tentang Ada, saya sendiri termasuk di dalamnya. Pertanyaan-pertanyaan aku itu apa? dan Ada itu apa? tidak mungkin dipisahkan. Itulah protes Marcel terhadap idealism yang berpikir berdasarkan suatu ego abstrak dan umum.


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini


Sumber:

Bertens. K. Filsafat Barat Kontemporer: Prancis. 2001. Gramedia. Jakarta.

Baca Juga
1. Gabriel Marcel. Biografi
2. Pemikiran Filosofis Gabriel Marcel
3. Makna Kehadiran Orang Lain Bagi Saya. Tinjauan Filosofis Gabriel Marcel
4. Gabriel Marcel. Kehadiran
5. Gabriel Marcel. Tubuh sebagai Tubuhku
6. Gabriel Marcel: Aku Ini Apa?
7. Gabriel Marcel. Engkau Absolut 
8. Gabriel Marcel. Problem dan Misteri
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment