Emile Durkheim. Tipe-tipe Fakta-fakta Sosial Nonmaterial

Tipe-tipe Fakta-fakta Sosial Nonmaterial Emile Durkheim
Fakta Sosial Nonmaterial
Fakta-fakta sosial nonmaterial begitu penting bagi Durkheim, ada empat tipe fakta sosial nonmaterial yang berbeda; moralitas, nurani kolektif, representasi kolektif, dan arus sosial.

Moralitas
Pandangan Durkheim mengenai moralitas mempunyai dua aspek. Pertama, Durkheim yakin bahwa moralitas adalah suatu fakta sosial, dengan kata lain, moralitas dapat dipelajari secara empiris, eksternal bagi individu, bersifat memaksa bagi individu, dan dijelaskan oleh fakta-fakta sosial lain. Kedua, masyarakat tidak mungkin tidak bermoral, tetapi dapat saja kehilangan kekuatan moralnya jika kepentingan kolektif masyarakat menjadi sekedar jumlah total kepentingan-kepentingan diri. Hanya pada tingkat bahwa moralitas adalah suatu fakta sosial maka ia dapat memaksakan kewajiban kepada para individu yang menggantikan kepentingan diri mereka. Akibatnya, Durkheim percaya bahwa masyarakat membutuhkan suatu moralitas umum yang kuat.

Nurani Kolektif
Dalam usaha awal mengembangkan isu moralitas kolektif, Durkheim mengembangkan ide mengenai nurani kolektif (collective conscience). Dalam bahasa Prancis, kata conscience berarti baik consciousnes (kesadaran) maupun nurani moral, Durkheim mencirikan nurani kolektif dengan cara berikut, Totalitas kepercayaan-kepercayaan dan sentimen-sentimen yang lazim bagi rata-rata warga dari masyarakat yang sama yang membentuk suatu sistem tertentu yang mempunyai kehidupannya sendiri; orang dapat menyebutnya nurani kolektif atau nurani bersama... oleh karena itu, nurani kolektif adalah hal yang berbeda sama sekali dari nurani-nurani khusus, meskipun ia dapat disadari hanya melalui nurani-nurani khusus itu (Durkheim, 1893/1964: 79-80).

Nurani kolektif mengacu kepada struktur umum pengertian-pengertian, norma-norma dan kepercayaan-kepercayaan yang diyakini bersama. Oleh karena itu, nurani kolektif merupakan suatu konsep yang serba mencakup dan tidak berbentuk. Dalam hal ini, Durkheim menggunakan konsep tersebut untuk menyatakan bahwa masyarakat primitif mempunyai suatu nurani kolektif yang lebih kuat—yakni, pengertian-pengertian, norma-norma dan kepercayaan-kepercayaan yang lebih banyak diyakini bersama—daripada masyarakat modern.

Representasi Kolektif
Nurani kolektif merupakan suatu ide yang begitu luas dan tidak berbentuk, mustahil mempelajarinya secara langsung dan harus mendekatinya dengan fakta-fakta sosial material yang terkait. Ketidakpuasan dengan keterbatasan konsep tersebut, dalam karya berikutnya Durkheim banyak menggunakan istilah yang lebih spesifik yakni representasi kolektif. Dalam bahasa Prancis representation berarti ide. Durkheim menggunakan istilah itu untuk mengacu baik kepada konsep kolektif maupun kekuatan sosial. Contoh-contoh dari representasi kolektif adalah simbol-simbol agamis, mitos-mitos dan legenda populer. Semua itu adalah cara-cara masyarakat mencerminkan dirinya sendiri (Durkheim, 1895/1982:40). Mereka menggambarkan kepercayaan-kepercayaan, norma-norma, dan nilai-nilai kolektif, dan mereka mendorong kita untuk menyesuaikan diri kepada klaim-klaim itu kolektif itu.

Arus Sosial
Sebagian besar contoh fakta-fakta sosial yang diacu Durkheim adalah yang berkaitan dengan organisasi-organisasi sosial. Akan tetapi, dia menjelaskan bahwa ada fakta-fakta sosial yang tidak menggambarkan dirinya di dalam bentuk yang sudah dikristalisasi ini (1895/1982:52). Durkheim menyebut hal itu arus-arus sosial. Dia memberi contoh gelombang-gelombang besar semangat, kemarahan, dan rasa kasihan yang dihasilkan di dalam pergaulan-pergaulan publik (Durkheim, 1895/1982:52-53). Meskipun arus-arus sosial kurang konkret daripada fakta-fakta sosial, namun tetap merupakan fakta-fakta sosial karena tidak dapat direduksi menjadi individu. Kita dibawa serta oleh arus sosial semacam itu, dan arus itu mempunyai suatu daya memaksa kepada kita meskipun kita baru menyadarinya bila kita berjuang melawan perasaan-perasaan bersama.


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini

Sumber
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


Baca Juga
1. Emile Durkheim. Biografi
2. Emile Durkheim. Teori Agama--Yang Sakral dan Yang Profan
3. Emile Durkheim. Tipe-Tipe Fakta Sosial Non-Material
4. Emile Durkheim. Masyarakat Normal dan Patologis
5. Emile Durkheim. Suicide
6. Emile Durkheim. Agama
7. Emile Durkheim. Sekilas Pemikiran 
8. Emile Durkheim. Fakta-Fakta Sosial
9. Emile Durkheim. The Division of Labor in Society
10. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
11. Emile Durkheim. Hukum Represif dan Restitutif
12. Emile Durkheim. Solidaritas Mekanis dan Organis
13. Pokok Bahasan Sosiologi
14. Emile Durkheim. Anomie Theory (Teori Anomi)
15. Emile Durkheim. Sosiologi Pengetahuan
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Emile Durkheim. Tipe-tipe Fakta-fakta Sosial Nonmaterial"