Alexis De Tocqueville

Biografi Alexis De Tocqueville
Alexis De Tocqueville
Sketsa Biografis
Alexis de Tocqueville lahir pada 29 Juli 1805 di Paris. Dia berasal dari keluarga bangsawan yang terkenal meskipun tidak kaya. Keluarganya menderita selama revolusi Prancis. Orang tua Tocqueville ditahan tetapi berhasil menghindari hukuman mati. Tocqueville terdidik dengan baik, menjadi seorang pengacara dan hakim (meskipun dia tidak begitu sukses di kedua bidang itu), dan kenal baik dan banyak membaca khususnya filsafat Pencerahan (Rousseau dan Montesquieu) yang memainkan peran sentral di dalam sebagian besar teori sosial klasik.

Titik balik kehidupan Tocqueville mulai pada 2 April 1831, ketika dia dan temannya (Gustave de Beaumont) pergi ke Amerika Serikat berpura-pura untuk mempelajari sistem penjara Amerika. Dia melihat Amerika sebagai suatu laboratorium tempat dia dapat mempelajari fenomena yang sangat penting baginya seperti demokrasi, kesetaraan, dan kebebasan dalam keadaan yang mulai berkembang.

Dia melakukan perjalanan yang luas ke banyak bagian Amerika Serikat yang pada waktu itu sudah maju (dan beberapa bagian yang belum maju, termasuk sedikit wilayah Kanada) hingga ke barat sejauh teluk Green (Wisconsin), Memphis (Tenesee), dan New Orleans (Louisiana). Dia menempuh perjalanan melalui bagian-bagian besar negara bagian timur laut, Atlantik tengah, dan selatan, dan juga beberapa negara bagian selatan di timur Sungai Mississippi. Di sepanjang jalan dia berbicara dengan segala jenis orang, mengajukan pertanyaan-pertanyaan sistematis, membuat segudang catatan, dan membiarkan minat-minatnya berkembang berdasarkan apa yang dia temukan di sepanjang jalan. Tocqueville (dan Beaumont) kembali ke Prancis pada 20 Februari 1832 setelah menghabiskan lebih dari setahun mempelajari panorama fisik dan sosial Amerika Serikat yang ada pada waktu itu.

Tocqueville membutuhkan waktu untuk memulai volume pertama karyanya Democracy in America, tetapi dia mulai dengan sungguh-sungguh pada akhir 1833 dan buku itu terbit pada 1835. Buku itu mendapat sukses besar dan membuatnya terkenal. Ironinya di sini ialah bahwa salah satu karya klasik mengenai demokrasi secara umum, dan demokrasi Amerika secara khususnya, ditulis oleh seorang bangsawan Prancis. Dia menjalani karier politis sambil memberikan sentuhan akhir pada volume kedua Democracy, yang muncul pada 1840. Volume itu lebih bersifat sosiologis (Aron, 1965) daripada volume yang pertama, yang jelas membahas politik, khususnya sistem politik Amerika dan bagaimana dia dibandingkanya dengan sistem-sistem politis lainya, khususnya sistem Prancis. (Secara umum, Tocqueville sangat menginginkan sistem Amerika meskipun dia mempunyai keberatan-keberatan tentang demokrasi secara umum). Volume kedua tidak mendapat sambutan yang baik, mungkin karena perubahan dibidang orientasi tersebut, dan juga karena sifat buku itu lebih abstrak.

Orang menunjukkan pada saya prasangka-prasangka aristokratis dan demokratis sebagai kemungkinan lain. Jika seandainya saya lahir pada periode yang lain, atau di negeri lain, saya mungkin mempunyai yang satunya atau yang lainnya. Tetapi kelahiran saya, sebagaimana yang terjadi, memudahkan saya untuk berhati-hati terhadap keduanya. Saya lahir ke dunia di penghujung suatu revolusi panjang, yang telah menghancurkan lembaga-lembaga kuno, tidak menciptakan lembaga-lembaga yang langgeng. Ketika saya memasuki kehidupan, aristokrasi telah mati dan demokrasi belum lahir. Oleh karena itu, naluri saya tidak dapat membawa saya secara buta kepada saya satu atau kepada yang lainnya. (Tocqueville, dikutip di dalam Nisbet, (1976-1977:61)).

Karena ambivalensi itulah maka Nisbet (1976-1977:65) berargumen bahwa tidak seperti perkembangan Marxisme mengalir dari kepastian intelektual Marx, tidak pernah ada waktu, atau tidak pernah ada kemungkinan untuk munculnya, apapun yang disebut Tocquevilleisme.

Tocqueville mengalami revolusi 1848 dan pelengseran sang raja. Akan tetapi, dia menentang kudeta militer yang dilakukan oleh Louis Napoleon sehingga dia menghabiskan beberapa hari di penjara, dan hasilnya, karier politisnya berakhir. Pada waktu itu dia adalah menteri urusan luar negeri, tetapi dipecat oleh Louis Napoleon. Dia tidak pernah menerima kediktatoran Napoleon III dan semakin kritis terhadap arah politis yang ditempuh Prancis. Sebagai suatu cara untuk mengkritik Prancis pada masanya, Tocqueville memutuskan untuk menulis tentang Revolusi Prancis 1789 (meskipun dia percaya revolusi itu terus berlanjut hingga paruh pertama abad kesembilan belas dan sampai ke zamannya) di dalam bukunya yang lain yang terkenal, The Old Regimeand the Revolution, yang terbit pada 1856. Buku itu berfokus pada despotisme Prancis tetapi melanjutkan masalah-masalah penting yang dibahas di dalam  Democracy in America yang berkaitan dengan kebebasan, persamaan, dan demokrasi. Tidak seperti volume kedua Democracy in America, Old Regime diterima dengan baik dan sangat sukses. Buku itu membuat Tocqueville menjadi orang tua yang hebat dalam gerakan liberal pada masa itu di Prancis.

Tocqueville wafat pada usia 53 pada 16 April 1859 (Mancini, 1994; Zunz dan Kahan, 2002). Orang dapat memperoleh wawasan yang sangat luas mengenai dia dan pemikirannya lewat The Recollection of Alexis de Tocqueville (Tocqueville, 1893/1959), riwayat hidupnya tentang revolusi 1848 dan peran yang dia mainkan di dalamnya, yang diterbitkan setelah dia wafat. 


Ket. klik warna biru untuk link

Download di Sini

Alexis De Tocqueville. Sekilas Pemikiran

Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern.
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Alexis De Tocqueville"