Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 6. Masyarakat Multikultural (KTSP)

Materi Sosiologi Masyarakat Multikultural
Masyarakat Multikultural
Tujuan Pembelajaran
Dengan mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:
 Menjelaskan pengertian masyarakat multikultural
 Menganalisis dinamika kelompok dalam masyarakat multikultural
 Mendeskripsikan realitas masyarakat Indonesia sebagai masyarakat multikultural
 Memahami pentingnya masyarakat multikultural dalam masyarakat

Alur Pemikiran

Peta Konsep Materi Masyarakat Multikultural
Peta Konsep Materi Masyarakat Multikultural
A. Masyarakat Multikultural dan Multikulturalisme
1. Konsepsi tentang Masyarakat Multikultural
Masyarakat multikultural dapat dimengerti sebagai masyarakat yang terdiri beragam kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang berbeda-beda. Masyarakat multikultural merupakan bentuk masyarakat modern yang anggotanya terdiri atas berbagai golongan, suku, etnis (suku bangsa), ras, agama, dan budaya. Mereka hidup bersama dalam wilayah lokal maupun nasional.

1) Karakteristik masyarakat multikultural menurut Pierre L. Van den Berghe:
a. Terjadinya segmentasi atau pembagian ke dalam kelompok-kelompok yang sering kali memiliki subkebudayaan yang berbeda satu sama lain.
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi dalam lembaga-lembaga yang bersifat non-komplementer (tidak saling melengkapi)
c. Kurang mengembangkan konsensus (kesepakatan) di antara anggotanya tentang nilai-nilai yang bersifat dasar.
d. Secara relatif, sering terjadi konflik antara kelompok yang satu dan yang lain
e. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling tergantung dalam bidang ekonomi
f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lain

2) Konfigurasi (susunan) masyarakat multikultural menurut J. S. Furnivall
a. Masyarakat majemuk dengan komposisi seimbang
Merupakan masyarakat majemuk yang terdiri atas sejumlah komunitas atau etnis yang mempunyai kekuatan kompetitif yang kurang lebih seimbang.
b. Masyarakat majemuk dengan mayoritas dominan
Kelompok etnis mayoritas mendominasi kompetisi politik atau ekonomi sehingga posisi kelompok-kelompok yang lain menjadi kecil.
c. Masyarakat majemuk dengan minoritas dominan
Kelompok etnis minoritas mempunyai keunggulan kompetitif yang luas sehingga mendominasi kehidupan politik atau ekonomi masyarakat
d. Masyarakat majemuk dengan fragmentasi
Terdiri atas sejumlah kelompok etnis, tetapi semuanya dalam jumlah yang kecil sehingga tidak ada satu kelompok pun yang mempunyai posisi politik atau ekonomi yang dominan.

2. Masyarakat Indonesia yang Multikultural
Indonesia adalah salah satu negara di belahan timur bumi yang kaya, baik berupa kekayaan sumber daya alam maupun kekayaan sumber daya sosial. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh banyak ahli ilmu sosial di Indonesia, tercatat sekitar 300 suku bangsa dengan bahasa, adat istiadat, dan agama yang berbeda-beda. Secara garis besar, kebhinekaan masyarakat Indonesia tersebut dapat dilihat dari dua cara sebagai berikut.


1) Secara Horizontal (diferensiasi)
a. Perbedaan fisik atau ras
a) Golongan orang Papua Melanesoid (Papua, Kei, dan Aru), ciri fisik rambut kriting, bibir tebal, dan berkulit hitam
b) Golongan orang Mongoloid (Kawasan Indonesia barat), ciri fisik rambut ikal dan lurus, muka agak bulat, kulit putih hingga sawo matang
c) Golongan Vedoid (Kubu, Sakai, Mentawai, Enggano, dan Tomura), ciri fisik bertubuh relatif kecil, kulit sawo matang, dan rambut berombak.

b. Perbedaan suku bangsa
c. Perbedaan agama
d. Perbedaan jenis kelamin

2) Secara Vertikal (Stratifikasi)
Adalah perbedaan individu atau kelompok dalam tingkatan-tingkatan secara hierarki. Maksudnya adalah individu atau kelompok tersebut ditempatkan dalam kelas-kelas yang berbeda-beda tingkatannya dalam suatu sistem sosial. Dalam bab sebelumnya sudah kita pelajari.

3. Latar Belakang Kemajemukan Bangsa Indonesia
Latar Belakang Kemajemukan Bangsa Indonesia
Jalur Kedatangan Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Tiga faktor utama yang mendorong terbentuknya kemajemukan bangsa Indonesia adalah sebagai berikut.
1) Latar Belakang Historis
Nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, yaitu suatu wilayah di Cina bagian selatan. Mereka berpindah dan melakukan perjalanan melalui jalur yang berbeda-beda. Kelompok yang mengambil jalur barat melalui Selat Malaka menuju Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, sedangkan kelompok lain mengambil jalan ke arah timur, yaitu melalui Kepulauan Formosa atau Taiwan, di sebelah selatan Jepang, menuju Filipina. Kemudian dari Filipina mereka melanjutkan perjalanan menuju Pulau Kalimantan. Dari Kalimantan, ada kelompok yang pindah ke Jawa dan kelompok lain melanjutkan perjalanan ke Sulawesi.

2) Kondisi Geografis
Kondisi Indonesia yang berbentuk kepulauan memungkinkan terbentuknya isolasi geografis sehingga setiap daerah cenderung mengembangkan karakter khas kebudayaannya masing-masing. Di samping perbedaan geografis yang ada menyebabkan keanekaragaman suhu, iklim, curah hujan, struktur tanah dan lain sebagainya.

3) Keterbukaan terhadap Kebudayaan Luar
Bangsa Indonesia adalah contoh bangsa yang terbuka. Hal ini dapat kita lihat dengan besarnya pengaruh asing dalam membentuk keanekaragaman bangsa Indonesia. Pengaruh asing yang pertama yang mewarnai sejarah keanekaragaman bangsa Indonesia adalah ketika orang-orang India, Cina, dan Arab mendatangi wilayah Indonesia. Bangsa-bangsa tersebut datang dengan membawa kebudayaan yang beragam.

B. Masalah yang Timbul Akibat Keanekaragaman dan Perubahan Kebudayaan
1. Konflik sosial
Macam-macam konflik sosial yang timbul di masyarakat dibedakan menjadi:
a. Berdasarkan tingkatan
1) Konflik tingkat ideologi
2) Konflik tingkat politik

b. Berdasarkan jenis
1) Konflik rasial
2) Konflik antarsuku bangsa
3) Konflik antaragama

2. Integrasi Sosial
Kata integrasi berasal dari kata dalam bahasa Inggris integration yang berarti keseluruhan atau kesempurnaan. Maurice Duverger mendefinisikan integrasi sebagai dibangunnya interdependensi (kesalingtergantungan) yang lebih rapat antara bagian-bagian dari organisme hidup atau antara anggota-anggota di dalam masyarakat. Jadi, di dalam integrasi terjadi penyatuan atau mempersatukan hubungan anggota-anggota masyarakat yang dianggap harmonis.

Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkof, syarat terwujudnya integrasi sosial adalah sebagai berikut.
a. Anggota-anggota masyarakat merasa berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan di antara mereka.
b. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (consensus) bersama mengenai norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman
c. Norma-norma dan nilai sosial itu berlaku cukup lama, tidak mudah berubah, dan dijadikan secara konsisten oleh seluruh anggota masyarakat.

3. Disintegrasi Sosial
Disintegrasi atau disorganisasi adalah suatu keadaan ketika tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu kesatuan. Disorganisasi tidak semata-mata terjadi karena pertentangan yang meruncing seperti misalnya peperangan, tetapi dapat pula terjadi akibat terhambatnya lalu-lintas komunikasi atau tidak berfungsinya seluruh komponen-komponen tersebut.

4. Reintegrasi Sosial
Perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dapat membuat pudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat. Kondisi ini oleh Soerjono Soekanto disebut sebagai disorganisasi atau disintegrasi sosial. Awal terjadinya kondisi ini adalah situasi dimana ada ketidakseimbangan atau ketidakserasian unsur dalam masyarakat karena salah satu unsur dalam sistem masyarakat tidak berfungsi dengan baik.

Apabila terjadi disintegrasi sosial, situasi di dalam masyarakat itu lama-kelamaan akan menjadi chaos (kacau). Pada keadaan demikian, akan dijumpai anomie (tanpa aturan), yaitu suatu keadaan di saat masyarakat tidak mempunyai pegangan mengenai apa yang baik dan buruk, dan tidak bisa melihat batasan apa yang benar dan salah.

Dalam kebingungan tersebut, masyarakat berusaha untuk kembali pada tahap integrasi di mana lembaga politik, ekonomi, pemerintahan, agama, dan sosial berada di dalam keadaan yang selaras, serasi, dan seimbang. Proses ini disebut dengan reintegrasi.

Dalam pandangan Sukanto, reintegrasi atau reorganisasi adalah proses pembentukan kembali norma-norma dan nilai-nilai baru untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga yang mengalami perubahan.

Reintegrasi sosial adalah sebagian upaya untuk membangun kembali kepercayaan, modal sosial, dan kohesi sosial. Proses ini bukanlah proses yang mudah. Proses ini cukup sulit dan memakan waktu yang lama.


Ket. klik warna biru untuk link

Sumber.
Muin, Idianto. 2006. Sosiologi SMA/MA untuk Kelas XI. Erlangga. Jakarta

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2012. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII. Esis Erlangga. Jakarta


Download Materi di Sini
 

Lihat Juga
Video Masyarakat Multikultural (Youtube Chanel. https://youtu.be/v2wMchCaG3U) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah...

Soal-Soal
1. Soal Evaluasi Semester Genap Klik di Sini, Sini, dan Sini 
2. Soal Pendalaman Materi Klik di Sini dan Sini
3. Soal Uji Kompetensi Klik di Sini 

Soal-Soal lain
1. Soal-soal Standar Ujian Nasional. Masyarakat Multikultural Klik di Sini
2. Soal-soal Simulasi Ujian Nasional Sosiologi Kategori C4 dan C5 (HOTS). Materi Masyarakat Multikultural Klik di Sini
3. Soal-Soal Sosiologi Kelas XI. Kompetensi Masyarakat Multikultural Klik di Sini
4. Soal-Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Sosiologi Materi Kelas XI Bab 5. Masyarakat Multikultural Klik di Sini
5. Soal Ujian Nasional Sosiologi 2012-2017 Kompetensi Masyarakat Multikultural Klik di Sini
    
Media
1. Power Point 1
2. Power Point 2 
3. Video Penunjang

e-Book
1. Bondet Wrahatnala. Sosiologi Kelas XI. Sosiologi 2
2. Elisanti. Titin Rostini. Sosiologi Kelas XI. Sosiologi 2
3. Bagja Waluya. Sosiologi Kelas XI. Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat
4. Suhardi. Sri Sunarti. Sosiologi Kelas XI. Sosiologi 2
5. Vina Dwi Laning. Sosiologi Kelas XI. Sosiologi 2 


Pengayaan
1. Tradisi
2. Tabu
3. Stereotip
4. Ras atau Etnik
5. Perkawinan
6. Masyarakat Setempat (Comunity)
7. Masyarakat Perkotaan (Urban Comunity)
8. Masyarakat Pedesaan (Rural Comunity)
9. Masyarakat Indonesia sebagai Masyarakat Majemuk
10. Difusi
11. Enkulturasi
12. Etnosentrisme
13. Bentuk-Bentuk Multikultralisme
14. Multikulturalisme dan Problem Minoritas di Indonesia

Pengetahuan tentang Multikultural
1. Suku-Suku Bangsa yang Ada di Indonesia
2. Bahasa-Bahasa Derah yang Ada di Indonesia
3. Rumah-Rumah Adat yang Ada di Indonesia

Kamus
1. Kamus Sosiologi
2. Glosarium Sosiologi. Materi Kelas XI
3. Kamus Istilah Sosiologi. Masyarakat Multikultural
4. Pengertian Masyarakat Multikultural Menurut Ahli

Teori-Teori Sosiologi Relevan Materi
1. Biografi dan Autobiografi Tokoh-Tokoh Sosiologi
2. Konstruksi Teoretis Teori-Teori Sosiologi
3. Polemik Internal Teori-Teori Sosiologi
4. Teori-Teori Sosiologi dari Klasik, Kontemporer, dan Postmodern

Teori-Teori Filsafat Relevan Materi
1. Biografi Filsuf
2. Aliran-Aliran Filsafat
3. Teori-Teori Filsafat dari Yunani, Modern, dan Postmodern
4. Teori-Teori Cultural Studies

Artikel Terkait Lainnya
1. Artikel Sosiologi Terkait Materi
2. Pengetahuan Umum Terkait Materi
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 6. Masyarakat Multikultural (KTSP)"